Awal Bulan Puasa Berpotensi Dilaksanakan Serentak

Rabu, 14 Maret 2018 – 08:22 WIB
Memantau Hilal. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan puasa atau 1 Ramadan 1439 H/2018 M pada 17 Mei.

Sedangkan Lebaran atau Idul Fitri ditetapkan pada 15 Juni. Penetapan oleh Muhammadiyah dengan metodologi hisab itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2018 tertanggal 9 Maret dan diteken Ketua Umum Haedar Nashir.

BACA JUGA: Polisi Harus Ungkap Motif Penyerangan Jemaat Gereja

Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 17 Mei lantaran tinggi bulan saat matahari terbenam pada 15 Mei masih di bawah ufuk (minus 0,2 derajat).

Dengan demikian, hilal masih belum tampak. Meski nanti dilakukan pengamatan langsung (rukyat), hilal atau bulan muda tetap tidak akan teramati.

BACA JUGA: PP Muhammadiyah: Yakinlah, Rakyat jadi Penentu

Karena posisi hilal tidak bisa diamati, jumlah hari pada bulan Syakban digenapkan (diistikmalkan) menjadi 30 hari.

Sementara itu, dalam hisab 1 Syawal diketahui tinggi bulan pada 14 Juni sudah mencapai 7 derajat lebih di atas ufuk. Dengan demikian, hilal bakal terlihat saat diamati.

BACA JUGA: Warga Muhammadiyah Tolak Rencana Boikot Pilpres 2019

Karena hilal sudah wujud, diputuskan 1 Syawal jatuh pada 15 Juni.

Sedangkan Idul Adha atau 10 Zulhijah ditetapkan jatuh pada 22 Agustus.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menyatakan, tahun ini penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Zulhijah bakal serentak.

"Di Indonesia, sampai 2021, awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah akan serentak," katanya.

Hasil analisis Thomas menyebutkan, penetapan tanggal-tanggal penting pada kalender Islam itu serentak karena terbantu posisi bulan. Perbedaan baru muncul pada 2022. (wan/c9/oki/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beginilah Penilaian Tokoh Muhammadiyah pada Keislaman Bung Karno


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler