Warga Muhammadiyah Tolak Rencana Boikot Pilpres 2019

Minggu, 23 Juli 2017 – 17:53 WIB
Pemilu 2019. ILUSTRASI. FOTO: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - PP Muhammadiyah merasa kecewa dengan keputusan politik yang menetapkan presidential threshold 20-25 persen. Sebab, peluang majunya capres dari parpol-parpol kecil semakin tipis sehingga bisa dipastikan hanya dua pasangan calon yang bakal bersaing.

"Kalau PT 20-25 persen sudah pasti tinggal dua paslon. Padahal yang diinginkan umat ada tiga paslon seperti yang terjadi di Pilkada Jakarta. Jujur saja kami kecewa berat,” kata Sekjen Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (FOKAL IMM) Azrul Tanjung kepada JPNN.com, Minggu (23/7).

BACA JUGA: Yusril Gugat UU Pemilu demi Cegah Jokowi Jadi Capres Tunggal

Walaupun kecewa, tapi Muhammadiyah harus menerima keputusan politik tersebut. Apalagi proses yang berjalan di DPR RI sudah sesuai aturan.

Muhammadiyah, lanjutnya, menolak bila ada pemboikotan Pilpres 2019 karena itu sudah melanggar undang-undang.

BACA JUGA: Ajakan Boikot Pemilu Akan Mempengaruhi Citra Prabowo dan Gerindra

"Namanya politik memang tidak bisa diduga. Contohnya Pilkada Jakarta, pasangan yang tidak dijagokan malah tampil sebagai pemenang. Kita doakan saja, mudah-mudahan yang terpilih sesuai harapan rakyat," tandasnya.

Tokoh Muhammadiyah ini mengimbau agar para elite politik untuk tidak mengajarkan rakyat jadi pemberontak.(esy/jpnn)

BACA JUGA: Jelas Sekali, Presidential Threshold demi Mengadang Calon Pesaing Jokowi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Respons Demokrat atas Ajakan Boikot Pilpres dari Gerindra


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler