jpnn.com, MATARAM - Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Irjen Mohammad Iqbal menggelar acara doa bersama dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdlatul Wathan (NW) di kantornya, Rabu (6/1).
Dalam acara ini, hadir juga Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A Rizal Ramdhani, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda.
Doa bersama ini digelar dalam rangka mengawali 2021. Iqbal menyadari untuk menjaga perdamaian perlu kerja sama seluruh elemen bangsa.
“Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholders dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru,” kata Iqbal.
Iqbal menyampaikan ulama dan tokoh masyarakat merupakan kunci utama dalam setiap penyelesaian masalah. Iqbal menyadari TNI-Polri memerlukan bantuan peran para tokoh dalam melaksanakan tugas menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
BACA JUGA: Pengakuan Tetangga Dua Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus 88, Oh Ternyata
“Saya dinasihati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin, katanya, 'Pak Kapolda, insyaallah kalau niatnya baik, insyaallah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan',” kisah Iqbal mengenang pesan sang guru.
Eks Wakapolda Jawa Timur itu berharap silaturahmi dan doa bersama dapat menjadi momen meneguhkan komitmen menjaga kedamaian di NTB. Iqbal mengatakan, bila seluruh elemen bergandengan tangan, maka permasalahan dapat teratasi dengan solusi.
BACA JUGA: Agustinus Judianto Sudah Ditangkap Tim Intelijen, Kasusnya Lumayan Gede
“Semoga dengan kita duduk bersama, bersilaturahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Amin,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama, tokoh agama dari NU NTB TGH Ma’rif Makmun Diranse menyinggung masalah penggantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL). Dia meminta semua pihak menempatkan kedamaian sebagai prioritas.
“Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena mereka adalah sahabat atau teman. Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan, dan lain-lain. Karenanya, kami warga Nahdlatul Ulama meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW. Mari kita serahkan kepada pemerintah dan yg berwenang,” ujar Pimpinan Ponpes Manhalul Ma’arif Darek itu.
BACA JUGA: Kejahatan di NTB Menurun Signifikan, Irjen Iqbal Targetkan 2021 Jauh Lebih Kondusif
Sedangkan perwakilan organisasi Nahdlatul Wathan (NW) TGH Yusuf Makmun mengatakan, hidup pasti beriringan dengan masalah, termasuk soal pergantian nama bandara. Namun, permasalahan tidak semestinya membuat antarmanusia bermusuhan dan menciptakan konflik sosial yang berkepanjangan.
"Perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan. Soal nama bandara, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah,” tuturnya.
BACA JUGA: Pulang Kerja, Istri Kaget Saat Membuka Pintu Rumah, Lihat Suami Berbuat Nekat
Gelaran doa bersama juga dihadiri Mustasyar PBNU yang juga Pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB H Syaiful Muslim, dan Ketua PWNU NTB TGH Masnun Tahir. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga