Awalnya Iseng, Kini Raup Omzet Rp 50 Juta per Bulan

Selasa, 11 September 2018 – 00:31 WIB
Natura Kusumadewi menunjukkan bouquet kreasinya. Foto: VITA WAHYU HARYANTI/RADAR JOGJA

jpnn.com - Natura Kusumadewi, 25, mendirikan usaha rumahan Bouquet bunga dari kain flanel dengan omzet puluhan juta tiap bulannya. Bagaimana kisah gadis berdarah Bali ini?

VITA WAHYU HARYANTI, Sleman

BACA JUGA: Modal Awal Gadaikan Emas Ibunya, Kini Punya 120 Karyawan

ISENG yang bikin untung. Kalimat itu dirasa cocok untuk menggambarkan kisah Natura Kusumadewi dalam mengembangkan bisnis kerajinan tangannya. Bernama Fleurify, bisnis yang membuat berbagai macam bunga dari kain flanel ini didirikan tahun 2016 silam.

Dengan modal awal sekitar Rp 600 ribu, saat ini ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 50 juta dalam sebulan dari usahanya.

BACA JUGA: Jualan Keripik Singkong Terkerek Online, Omzet Rp 30 Juta

“Awalnya cuma iseng, keluapan buat beli kado wisuda teman. Akhirnya lihat di YouTube tutorial bikin buket bunga. Waktu itu tutorialnya berbahan kertas HVS, terus saya ganti pakai kain flanel,” ungkap Nana, panggilan akrabnya saat ditemui di rumahnya, daerah Minomartani, Sleman, Yogyakarta, Jumat (7/9).

Dari keisengan tersebut ia mulai menerima banyak pesanan dari teman-teman dan saudaranya. Ia mulai menggeluti hingga menambah tim untuk pembuatannya.

BACA JUGA: Yudawati Jualan Pempek Palembang Omzet Rp 100 Juta per Bulan

Bouquet yang ditawarkan Nana mempunyai beragam model, ukuran, dan warna. Seperti bunga mawar, bunga matahari, bunga krisan, dan lain-lain. Berbeda dengan usaha bunga flanel pada umumnya, Kerajinan tangan karya Nana ini mempunyai standar premium dengan bentuk yang sangat mirip bunga aslinya.

“Dari bahan saya pakai yang kualitasnya bagus, tidak mudah rusak, dan warna yang beragam. Wraping Papernya juga bervariasi, tidak hanya model polos saja,” tutur gadis lulusan Gizi Kesehatan UGM ini.

Untuk harga, ia menjual Rp 5 ribu - Rp 17 ribu per tangkai dengan total harga mulai Rp 25 ribu - Rp 700 ribu. Alasan mengapa sistem penjualannya per tangkai, Nana mengatakan proses pembuatan bunga flanel yang sangat mirip dengan bunga asli ini sangat rumit. Belum lagi warna yang harus disesuaikan permintaan pemesan.

Dari kain flanel bermeter-meter, harus dipotong sesuai pola dengan ukuran kecil-kecil. Kemudian ditempelkan satu per satu pada tangkai yang membutuhkan waktu tidak sebentar.

“Tergantung ukurannya. Kalau pelanggan minta buket ukuran besar, otomatis bunga yang dipakai akan lebih banyak dan lebih lama,” ungkapnya.

Untuk membantu proses produksinya, Nana juga mengajak ibu-ibu kompleks tempat tinggalnya untuk membuat potongan-potongan kain yang akan dijadikan kelopak. Sebelumnya mereka mengikuti pelatihan yang sesuai standar rumah produksi Nana. Ia juga memberikan upah untuk setiap tangkai yang dikerjakan.

Saat ini dalam sebulan Nana menerima orderan hingga 300 buket bunga. Tak hanya buket, ia juga menawarkan bentuk lain seperti flower board, flower basket, dan flower frame dengan tulisan di dalamnya.

Orderan pun datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai Aceh hingga Papua. Rata-rata pelanggan memesan untuk kado ulang tahun, kado wisuda, juga untuk buket bunga pernikahan. “Saat ini pemasaran hanya lewat Instagram @fleurify_untuk luar Jogja dan di rumah untuk pemesanan area Jogja,” ujarnya.

Saat ini Nana terus mengkreasikan model-model bunga flanelnya, sehingga pelanggan tidak bosan dengan bentuk bunga yang itu-itu saja. Juga menjadi salah satu upaya agar tidak kalah bersaing dengan pemilik bisnis serupa di Jogja.

Ia berharap bisnis miliknya bisa terus berkembang dan bisa menambah tim produksi dan tim lain. Ia juga bercita-cita mempunyai toko offline-nya di Jogja dengan berbagai buket yang siap dibawa pulang pelanggan, tanpa harus menunggu lama proses pembuatan. (laz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fajri si Dokter Lampu, Pendapatan Rp 30 Juta per Bulan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler