jpnn.com, BOGOR - Presiden Jokowi yang berstatus incumbent menghadiri konvensi nasional relawan Galang Kemajuan (GK) di Puri Begawan, Bogor, Jabar, Sabtu (7/4).
Pada kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan sejumlah arahan kepada relawan yang sudah membantunya sejak 2012 itu.
BACA JUGA: Jokowi Beberkan Fakta, Ini Untuk Sindir Amien Rais?
Pada awal sambutannya, Jokowi tampak kalem. Bahkan, dia sempet berkelakar ikhwal kejadian salah kostum yang dikenakannya. Jokowi yang mengenakan setelan jas biru, dirasa tidak cocok untuk acara relawan yang relatif santai.
“Sekali-sekali kan tampil ganteng gak papa. Ya kan? karena tadi tadi banyak yang bilang ke saya bapak sekarang kok ganteng ya,” ujarnya disambut gelak tawa hadirin.
BACA JUGA: Program Padat Karya Jalur Ganda Bogor-Sukabumi Capai Rp 13 M
Namun, sosok Jokowi berubah sangat drastis saat menceritakan isu demi isu yang terus menyerangnya. Jokowi mengatakan, saat ini, ada oknum yang ingin melemahkan posisi pemerintah di mata masyarakat. Caranya dengan menghembuskan isu yang terkesan menaku-nakuti jika Indonesia akan gagal.
Padahal, banyak negara di dunia yang mengapresiasi kerja pemerintah. Kalaupun masih ada kekurangan, itu bagian dari proses. Pasalnya, membangun negara maju tidak bisa instan.
BACA JUGA: Tangkisan Misbakhun untuk Bela Jokowi dari Kritik Oposisi
"Melalui tahapan yang panjang dan melalui ujian-ujian tidak ringan, menghadapi tantangan-tantangan setiap hari yang harus kita hadapi. Kita carikan jalan keluar," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, sejumlah keberhasilan pemerintah juga coba disamakan lawan politik. Seperti program sertifikat tanah yang dinilai pembohongan oleh salah seorang tokoh politik.
Nada Jokowi semakin tinggi saat membeberkan fitnah yang menyerang pribadinya. Mulai dari isu antek asing, hingga isu antek PKI yang terus datang bertubi-tubi. Ironisnya, kata dia, fitnah yang disebar merupakan foto-foto editing.
"Saya lahir belum, sudah jejeran sama Aidit (tokoh PKI) coba. Ini isu-isu apa-apaan ini, nggak beradab seperti itu," ujarnya menunjukkan foto Jokowi berdampingan dengan Aidit. Di situ, Jokowi tampak jengkel. Suaranya tinggi dan menggebu-gebu.
Menurutnya, kritik atas apa yang dikerjakan pemerintah sangat wajar. Bahkan sangat dibutuhkan. Namun dia meminta agar kritik yang dilontarkan dibangun atas data yang benar. Bukan dengan asal bicara.
“Mana yang kritik, mana yang nyinyir, beda lagi. Mana yang kritik, mana yang fitnah, beda lagi. Beda itu,” kata dia.
Oleh karenanya, Jokowi meminta relawan untuk mulai terjun memberikan pendidikan politik ke masyarakat bawah. Sehingga publik tidak terhasut oleh kampanye hitam yang bermuatan hoaks dan fitnah.
Jokowi juga relawan bisa bekerja dengan militansi yang tinggi. Mengingat, waktu jelang pendaftaran sudah semakin dekat.
"Saya mengajak semuanya, marilah sekali lagi kita keluarkan yang namanya tenaga dalam itu. Sehingga militansi itu muncul kembali," terangnya.
Ketua panitia konvensi GK, Didi Budiono mengatakan, sebelum konvensi nasional, GK di masing-masing provinsi sudah melakukan serangkaian konsolidasi dan penyerapan aspirasi. Hasilnya, semua sepakat untuk kembali mendukung Jokowi. "GK percaya Jokowi merupakan figur yang tepat," ujarnya.
Dalam konvensi nasional di Bogor kemarin, pihaknya akan merumuskan sejumlah persoalan. Mulai dari konsolidasi visi pemenangan, strategi sosialisasi capaian pemerintahan Jokowi, dan menyampaikan usulan konsep pembangunan manusia. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Berharap Banyak Kementerian Gunakan Pola Padat Karya
Redaktur & Reporter : Soetomo