jpnn.com, SIDOARJO - Kejadian awan merah disertai kilat yang berada di sejumlah grup percakapan merupakan fenomena optik atmosfer.
Koordinator Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan fenomena itu merupakan hal yang biasa terjadi.
BACA JUGA: Mbak FT Sewa Apartemen Bukan untuk Ditempati, Padahal Sudah Punya Suami
"Fenomena awan yang terlihat berwarna merah merupakan hal yang biasa terjadi," kata Teguh menanggapi beredarnya beberapa gambar dan video pada grup percakapan tentang awan merah yang disebut terjadi di wilayah Malang dan Mojokerto, Senin.
Dia mengatakan BMKG telah melihat, memantau, dan menganalisis dari beberapa data serta dapat disampaikan bahwa hal tersebut merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer.
BACA JUGA: KKB Tembaki Pos Brimob di Pegunungan Bintang
"Warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya dikarenakan adanya pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan energi yg rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan," ujarnya.
Dia mengatakan semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai.
"Fenomena langit kemerahan ini biasanya memang terjadi pada sore menjelang malam hari," ujarnya.
Dia mengatakan pada sore menjelang malam teramati dari radar BMKG Juanda banyak pertumbuhan awan Kumulonimbus di sekitar lokasi pada video.
"Awan Kumulonimbus adalah satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan petir. Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut," ujarnya.
Dia mengatakan masyarakat diminta agar tidak panik, tetap selalu memantau dan mencari informasi yang valid sehingga terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti