jpnn.com - Virus SARS-CoV-2 yang menjadi sebab coronavirus disease 2019 (COVID-19) ternyata mampu menjelajah sejauh 4 meter di udara atau dua kali lebih jauh dari jarak yang direkomendasikan untuk physical distancing. Temuan itu merupakan hasil penelitian Akademi Ilmu Kedokteran Militer di Beijing.
Dalam riset itu para peneliti menguji sampel udara dan lantai dari ruang unit perawatan intensif (ICU) dan bangsal perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan, Tiongkok. Wuhan di Provinsi Hubei diyakini menjadi sumber penyebaran virus corona.
BACA JUGA: Mari Lawan Virus Corona! Ini 3 Kelemahan COVID-19
Merujuk penelitian itu, virus corona terkonsentrasi di lantai perawatan. “Bisa jadi karena grafitasi dan aliran udara menyebabkan sebagaian besar virus jatuh ke lantai,” ujar penelitan itu sebagaimana diberitakan AFP.
Selain itu, setengah dari sampel yang diambil dari telapak sepatu staf ICU juga terpapar virus corona. “Karena itu telapak sepatu tenaga media mungkin berfungsi sebagai pembawa,” sambung laporan dalam penelitian tersebut.
BACA JUGA: Tiongkok Diduga Memanipulasi Angka Kematian Akibat Corona, Nih Indikasinya
Penelitian itu juga mengungkap benda-benda dengan konsentrasi virus corona tinggi yanga da di ruangan rumah sakit. Di antaranya adalah tetikus komputer, rel tempat tidur, knop pintu serta tong sampah.
Sebelumnya penelitian tentang penularan virus corona melalui udara (airborne) menjadi kontroversi. Studi di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyodorkan kesimpulan tentang virus corona mampu menjelajah hingga 23-37 kaki atau 7-11 meter.
Namun, ahli penyakit menular di Amerika Serikat (AS) Dr. Anthony Fauci meragukan hasil penelitian itu. Fauci yang juga direktur The National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menyebut penelitian MIT menyesatkan karena butuh semprotan bersin yang kuat agar corona virus bisa terlontar sejauh itu.(afp/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni