jpnn.com, JAKARTA - Anda mengalami hidung tersumbat, lendir kental, nyeri wajah, dan kepala? Bisa jadi itu gejala awal Rhinosinusitis.
Menurut dokter Fransiskus H. Poluan. Sp.THT I, Rhinosinusitis merupakan peradangan pada bagian hidung dan sinus paranasal.
BACA JUGA: Jangan Sembarangan Mengonsumsi Antibiotik, Malah Bisa Melindungi Bakteri
Rhinosinusitis ini pada prinsipnya diakibatkan oleh penyakit-penyakit yang sebelumnya sudah ada.
"Jadi, sinusitis bisa disebabkan oleh sakit gigi yang dinamakan sinusitis dentogen," kata dokter Fransiskus dalam diskusi kesehatan daring besutan Manajemen Siloam Hospitals Mampang, Jakarta, baru-baru ini.
BACA JUGA: Ini 8 Aturan Minum Antibiotik yang Benar
Begitu juga dengan orang yang punya penyakit radang hidung (rhinitis), disebabkan oleh alergi atau perubahan suhu, paparan asap.
Dokter Fransiskus mengatakan, gejala umum yang terjadi yaitu ditemukan adanya hidung tersumbat, adanya lendir pada lubang hidung.
BACA JUGA: Ini Alasan Mengapa Anda Tidak Boleh Berbagi Antibiotik
Lendir yang kental dengan warna hijau, kuning, ataupun berupa kecokelatan. Bisa juga disertai dengan nyeri pada bagian wajah seperti di atas pipi dan area sekitar tengah antara mata.
Nyeri ini menurut dokter Fransiskus, disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan dari cairan di dalam sinusnya ataupun akibat adanya penebalan pada lapisan hidung.
"Di kalangan usia anak, umumnya diiringi dengan batuk karena kesulitan dalam upaya mengeluarkan lendirnya," terangnya.
Dia menyebutkan, ada banyak pertanyaan masyarakat apakah penyakit tersebut harus dioperasi.
Menurut dokter yang menamatkan pendidikan spesialis telinga hidung tenggorokan bedah kepala leher atau THT-KL di Universitas Padjajaran ini, penyakit Rhinosinusitis tidak selalu harus ditangani dengan tindakan operasi. Ada tindakan yang bisa dilakukan untuk langkah non-operasi.
"Enggak perlu operasi menyembuhkan sinusitis, cukup dengan memperbaiki gaya hidup, menghindari paparan debu yang menyebabkan alergi, olahraga teratur untuk meningkatkan imun tubuh," tuturnya.
Selain memperbaiki gaya hidup, lanjutnya, menghindari paparan zat yang dapat menggangu lapisan dalam (mukosa) hdung juga bisa dilakukan dengan metode pengobatan yang bisa mengurangi radang/pembengkakan dan bisa mengurangi alerginya. Kemudian pemberian obat yang bisa mengurangi sumbatan.
Untuk pemberian antibiotik, tambah dokter Fransiskus, diberikan sebijak mungkin karena penyakit Rhinosinusitis ini paling banyak disebabkan oleh virus, bukan bakteri.
"Jika tidak ada perubahan, maka langkah terakhir adalah tindakan operasi dengan tujuan membuka saluran yang tertutup atau tersumbat, dan memelihara lapisan-lapisan yang masih berfungsi dengan baik," pungkas dokter Fransiskus. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad