Awas! Kurang Vitamin D Bisa Berakibat Fatal

Senin, 20 Juni 2022 – 06:49 WIB
Para peneliti dari University of South Australia menyatakan kekurangan vitamin D bisa berakibat fatal. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/NZ

jpnn.com, JAKARTA - Para peneliti dari University of South Australia menyatakan kekurangan vitamin D bisa berakibat fatal.

Salah satu hasil penelitian itu menyebutkan terdapat hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan peningkatan risiko demensia.

BACA JUGA: Suami Loyo di Ranjang, 7 Makanan Kaya Vitamin D Ini Bisa jadi Solusi

Para peneliti menggunakan data dari lebih dari 294 ribu responden di Biobank Inggris dan menganalisis bagaimana tingkat vitamin D yang berbeda berdampak pada risiko demensia.

Risiko demensia diprediksi 54 persen lebih tinggi pada mereka yang memiliki kadar vitamin D 25 nmol/L dibandingkan dengan responden yang memiliki kadar vitamin D normal (50 nmol/L).

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Sebut Kritik Trimedya Sebagai Vitamin Baginya

Pada beberapa populasi yang diteliti, studi tersebut menunjukkan hingga 17 persen kasus demensia dapat dicegah jika kadar vitamin D ditingkatkan ke tingkat normal (50 nmol/L).

“Studi kami adalah yang pertama yang menguji efek tingkat vitamin D yang sangat rendah pada risiko demensia dan stroke, menggunakan analisis genetik yang kuat di antara populasi besar,” kata peneliti senior studi tersebut sekaligus Direktur UniSA’s Australian Centre for Precision Health Prof. Elina Hyppönen, dikutip dari Healthline pada Minggu (20/6).

BACA JUGA: Benarkah Kekurangan Vitamin D Lebih Rentan Terpapar COVID-19?

Ahli geriatri dan Direktur Kesehatan Kognitif Geriari di Providence Saint John’s Health Center, Scott Kaiser, merespons studi tersebut dan menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan.

Hal itu untuk mengonfirmasi penyebab apakah kadar vitamin D yang rendah benar-benar meningkatkan risiko demensia, mengingat studi baru menunjukkan hubungan antara vitamin D dan risiko demensia.

Jika terdapat penelitian lebih lanjut, Kaiser mengatakan hal itu bisa berguna sebagai upaya untuk menurunkan risiko demensia. Menurutnya, penelitian layak diselidiki lebih lanjut sehingga dapat mengetahui jenis vitamin D seperti apa yang dapat dikonsumsi kelompok berisiko tinggi.

“Ini adalah studi yang sangat menarik dan menambah area penyelidikan yang sangat penting antara vitamin D dan risiko demensia,” kata Kaiser kepada Healthline.

Demensia merupakan istilah umum untuk berbagai gejala, termasuk kehilangan ingatan dan kesulitan kognisi yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan terdapat 5,8 juta orang di Amerika Serikat yang hidup dengan penyakit Alzheimer atau demensia terkait. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler