jpnn.com - PURWOKERTO - Menjelang lebaran 1434 H, jumlah uang kartal yang beredar di wilayah Kantor Perwakilan Wilayah BI Purwokerto atau eks karesidenan Banyumas meningkat. Untuk itu, masyarakat diimbau waspada uang palsu. Hingga akhir Juni 2013, jumlah uang palsu yang dilaporkan sejumlah 1.298 lembar. Terdiri pecahan Rp 100 ribu sejumlah 837 lembar, pecahan Rp 50 ribu sejumlah 443 lembar dan pecahan Rp 20 ribu sejumlah 9 lembar. Angka tersebut menurun dibandingkan tahun 2012 (3.168 lembar).
"Modus uang palsu dengan cetak printing itu biasa. Sekarang ada lagi yang baru dan populer. Yaitu uang asli dibelah jadi dua, lalu disambung lagi dengan palsu. Jadi separo asli-separo palsu," kata Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI Purwokerto Rahmat Hernowo.
BACA JUGA: Investasi Rp53 Triliun Masuk Indonesia Timur
Dikatakan, cara penipuan oleh pencetak uang palsu dengan modus belanja ke masyarakat. Uang itu dilipat jadi dua. Kebanyakan sisi separo yang asli diatas dan separo bawah adalah uang palsu. Banyak sekali kemiripan dalam uang palsu jenis ini karena modelnya dengan dilipat.
BACA JUGA: Kapal Pengangkut Daging Tiba
"Kalau dalam situasi ramai, pedagang bisa asal menerima uang tersebut. Tapi saya imbau, kalau menerima pembayaran uang yang dilipat, lebih baik diluruskan dulu. Dengan pura-pura meluruskan, kan bisa dilihat, diraba dan diterawang," katanya.
Sementara realisasi penarikan uang pecahan kecil yang ditukar masyarakat sampai Kamis (25/7) sudah mencapai Rp 692 miliar atau baru 34 persen dari total yang disediakan Kantor Perwakilan BI Purwokerto. Menjelang lebaran 1434 H, BI sudah menyiapkan uang pecahan sebesar Rp 2,7 triliun.
BACA JUGA: Pasar Penerbangan Masih Potensial
"Angka ini muncul setelah 16 hari penukaran dibuka. Diprediksi mendekati hari H, semakin banyak yang menarik (menukar pecahan kecil)," kata Rahmat bersama Deputi Kepala Perwakilan Fadhil Nugroho.
Rahmat menjelaskan, penukaran tidak hanya dilakukan di kantor BI. Melainkan bisa di seluruh bank di wilayah Karesidenan Banyumas. Sehingga, kata dia, masyarakat tidak perlu berbondong-bondong ke BI. Dari pendataan di tiap bank di wilayah BI Purwokerto, rata-rata per hari ada 230 orang yang menukarkan uang pecahan kecil.
"Kalau ada informasi orang menjual jasa penukaran uang di jalanan. Silakan diinformasikan ke BI. BI mengimbau agar penukaran tetap di bank-bank yang ada," ujarnya.
Pengalamannya mengatakan, penukaran uang di jasa perorangan di jalanan kerap merugikan masyarakat. Selain perbandingan 10 banding 9, juga rawan disisipi uang palsu. BI masih akan melayani penukaran uang sampai 4 Agustus. Sebab pelayanan kepada masyarakat umum ditutup pada tanggal 5 Agustus. (ttg/sus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Remitansi TKI saat Lebaran Diprediksi Rp 15 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi