Awas, Parsel Kedaluwarsa Beredar

Kamis, 24 Juli 2014 – 03:47 WIB
SIDAK: Kepala Balai Besar POM DKI Dewi Prawitasari memeriksa parsel Lebaran di kawasan Cikini, Rabu (23/7). Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

jpnn.com - CIKINI - Peredaran makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya semakin sulit dikendalikan. Bahkan, makanan tidak laik konsumsi tersebut kini makin mudah didapatkan. Apalagi sebagian warga juga belum mengetahui betul ciri makanan yang berbahaya itu.

Hal itu disampaikan Iwan, 38, salah seorang warga Cikini, yang Rabu (23/7) menyaksikan langsung inspeksi mendadak (sidak) petugas Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Pasar Kembang, Cikini, Jakarat Pusat. Meski melihat petugas menyidak makanan, dia tidak tahu jenis-jenis bahan berbahaya yang dimaksud.

BACA JUGA: Para Pemudik Mulai Ramai Tinggalkan Jakarta

’’Kami enggak tahu mana yang berbahaya. Petugas enggak langsung bilang kepada warga,’’ ujarnya.

Meski demikian, dia mengungkapkan bahwa sidak tersebut penting agar pedagang tidak seenaknya mencampur jualannya dengan bahan berbahaya.

BACA JUGA: KPAI Berikan Penghargaan untuk Ibu Korban JIS

Kemarin petugas BPOM menyisir satu persatu pedagang parsel di Pasar Kembang, Cikini. Petugas juga membawa sebuah mobil laboratorium keliling. Petugas lantas meneliti kandungan bahan kimia berbahaya yang ada di dalam parsel. Hasilnya, ditemukan banyak makanan yang membahayakan kesehatan.

’’Kami temukan siomay yang mengandung formalin. Kerupuk rambak juga mengandung boraks,’’ kata Eyi Citraprianti, salah seorang petugas BPOM.

BACA JUGA: Jokowi Aktif Lagi Jadi Gubernur DKI

Dia menjelaskan, boraks adalah bahan pengawet yang biasa dipakai di kalangan industri. Secara fisik, kandungan pengawet itu memang tidak tampak dari luar. ’’Namun, kalau dimakan, rasanya getir dan membuat tenggorokan gatal,’’ tuturnya.

Pihaknya juga menemukan makanan kemasan dalam bingkisan parsel yang tidak memiliki izin edar. Ada juga sebagian parsel yang melewati masa kedaluwarsa. Misalnya, produk sereal dan bingkisan berisi permen yang tak tercantum merek resmi, produsen, izin edar, dan tanggal kedaluwarsanya.

’’Kami menyita semua sampelnya. Diduga produk tersebut berbahaya bila dikonsumsi masyarakat,’’ terangnya.

Sementara itu, pemeriksaan bingkisan Lebaran oleh petugas BPOM kemarin direaksi para pedagang parsel. Mereka merasa rugi karena petugas secara tiba-tiba meminta para pemilik kios parsel membuka semua makanan yang sudah terbungkus rapi.

’’Sebenarnya enggak masalah bila diperiksa. Tetapi, sayang aja kenapa pemeriksaannya baru sekarang. Kalau mau diperiksa, sejak awal dong,’’ keluh Atik, 48, salah seorang pedagang parsel di Cikini.(bad/co2/oni/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepergok Keluyuran di Mal, PNS Menangis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler