jpnn.com - SAMPIT – Di sejumlah sekolah, masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah dimulai.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, Rudianur mengingatkan semua jajaran satuan pendidikan di Kotim untuk tidak menjadikan masa PPDB sebagai hal yang menakutkan bagi orang tua.
BACA JUGA: Nih, Bu Mega Berbagi Kunci Sukses Lulus SBMPTN
Hal ini karena kerap muncul kebijakan pihak sekolah terkait biaya yang cukup besar, yang harus dikeluarkan para orang tua murid.
"Terutama ini masalah seragam juga jangan sampai menjadi keluhan kepada kami di lembaga, mengingat persoalan dari tahun ke tahun selalu muncul.
BACA JUGA: Pendaftar SBM PTN Tembus 49 Ribu Orang
Saya lebih sepakat seragam sekolah langsung dibebankan kepada orang tua murid dengan membeli sendiri untuk menghindari berbagai tuduhan dan sebagainya,” imbuh Rudianur, kemarin.
Dia juga mengingatkan agar masa orientasi perserta didik (MOPD) tahun ini, Kotim mesti bebas dari aksi perpeloncoan oleh seniornya. Dia mulai mengendus jika aksi perpeloncoan setiap tahun di Kotim masih ada, dan bakalan terjadi kembali jika tidak diantisipasi bersama. Padahal kegiatan demikian sudah ketinggalan dari sistem pendidikan.
BACA JUGA: Penerimaan Mahasiswa Baru di SGU Harus Dihentikan
"Masih ada tindakan perpeloncoan yang tujuannya membuat mental anak didik itu kurang baik. Coba lihat apa implikasinya, anak disuruh berpakaian aneh-aneh ke sekolah, saya menilai hal ini kurang baik dan saya sangat tidak sepakat,” tegasnya.
Ditambahkannya, mereka di DPRD Kotim juga sudah mulai mendapatkan keluhan dari orang tua, yakni mulai adanya wacana untuk penebusan baju batik di salah satu sekolah di Kotim.
"Ini harus di awasi dinas pendidikan, jangan sampai hal semacam ini bahasa diwajibkan itu selalu jadi tameng. Bagaimana kalau siswa tidak mampu menebus, akhirnya jadi minder dan ini juga kurang baik dampaknya,” pungkas Rudianur. (ang/gus/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hore! 150 SD Tangsel Dapat 200 Ribu Buku Tulis
Redaktur : Tim Redaksi