Awas! Perangkat Elektronik Buatan China Berpotensi Diisi Mikrocip untuk Mata-mata

Kamis, 26 Januari 2023 – 23:20 WIB
Pengguna ponsel. Foto/ilustrasi: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, LONDON - Lembaga konsultan keamanan asal Amerika Serikat (AS) OODA Loop menyampaikan peringatan tentang perangkat elektronik buatan Tiongkok yang berpotensi menjadi alat untuk mata-mata atau intelijen.

OODA Loop dalam laporannya mengungkapkan Tiongkok memasang mikrocip pada perangkat elektronik guna mengumpulkan data dan mentransmisikannya melalui jaringan 5G.

BACA JUGA: WN China Pakai Baju Tentara di Aceh Viral, Intelijen Bergerak, Ternyata Benar

Perangkat elektronik yang sangat mungkin dilengkapi mikrocip rahasia itu meliputi laptop, pelantang yang dikendalikan suara, jam pintar atau smart watches, pengukur energi, kamera bel pintu, kamera tubuh untuk polisi, anjungan tunai mandiri (ATM), mobil, bahkan bak mandi air panas.

“Saatnya bangun,” ujar Charles Parton yang menulis laporan OODA Loop tersebut.

BACA JUGA: Konon Tiongkok Bikin Ratusan Kantor Polisi di Negara Lain, Misinya Terbongkar

Charles Parton merupakan mantan diplomat Inggris. Dia berkarier sebagai diplomat selama 37 tahun, termasuk 22 tahun bertugas di Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan.

Parton pun mengingatkan pemerintah negaranya mencermati perangkat elektronik buatan Tiongkok.

BACA JUGA: Analisis Intelijen soal Corona, Antara Virus untuk Senjata Biologi & Menyalahkan Pasar Hewan

“Negara-negara yang bebas dan terbuka seharusnya melarang modul IoT (internet of things, red) buatan Tiongkok dari rantai pasokan sesegera mungkin,” tuturnya.

Laporan OODA Loop mendedahkan tiga perusahaan Tiongkok -Quectel, Fibocom, dan China Mobile- mendominasi 54 persen pasar global perangkat pintar.

Parton menyebut pemerintah Inggris belum sadar soal itu. Menurut dia, Tiongkok akan memperoleh banyak data dari perangkat elektronik buatannya yang dipakai di mancanegara.

"Tiongkok telah melihat peluang untuk mendominasi pasar ini dan jika itu terwujud akan bisa memanen banyak sekali data serta membuat negara asing bergantung padanya,” ulasannya.

OODA merupakan singkatan dari observe (mengamati), orient (mengarahkan), decide (memutuskan), dan act (beraksi). Konsep itu dikembangkan oleh ahli strategi militer Angkatan Udara AS (USAF) John Boyd.

Tentara berpangkat kolonel itu menerapkan strateginya tersebut untuk operasi tempur, terutama pada level operasional selama kampanye militer.

Pendekatan itu lebih mengutamakan ketangkasan daripada kekuatan mentah dalam mengatasi lawan yang melakukan segala upaya.

Kini, konsep OODA juga diterapkan untuk memahami tindakan komersial dan proses pembelajaran.(Daily Star/JPNN.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Intel Inggris Sadap Komunikasi SBY


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler