Awas! Serangan DBD di Lebak Kian Ganas, 4 Orang Meninggal Dunia

Selasa, 01 Maret 2022 – 14:06 WIB
Ratusan orang di Lebak terserang DBD dan empat di antaranya meninggal dunia. Foto: ilustrasi/ Antara/Kornelis Kaha

jpnn.com, LEBAK - Kasus demam berdarah dengue (DBD) kian mengganas di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mencatat sebanyak 145 orang terserang DBD, dan bahkan empat di antaranya meninggal dunia.

BACA JUGA: Sang Putra Terkena DBD, Inul Daratista Beberkan Kondisi Terkini

Jumlah warga Lebak yang terserah DBD sebanyak itu terhitung sejak awal tahun ini hingga Senin (28/2).

"Kami minta warga mewaspadai penyebaran virus DBD sehubungan curah hujan meningkat," kata Kepala Seksi Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Lebak Rohmat, Selasa (1/3).

Rohmat menyebutkan dari 145 kasus DBD tersebut tersebar di 16 kecamatan sebagai daerah endemik, yaitu Rangkasbitung 62 kasus (4 meninggal), Cibadak 28, Kalanganyar 13, Cibeber 7.

BACA JUGA: Berita Duka, Arifin Panigoro Meninggal Dunia

Kemudian masing-masing lima kasus ditemukan di Kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, dan Maja.

Berikutnya Curugbitung 4 kasus, Cileles 3 kasus,??????? Cipanas 2 kasus, Sobang 2 kasus, dan masing-masing satu kasus ditemukan di Kecamatan Cikulur, Bojongmanik, Bayah, dan??????? Leuwidamar.

BACA JUGA: 3 Herbal Alami yang Ampuh Mengusir Nyamuk di Rumah, Silakan Dicoba

Rohmat mengimbau kepada masyarakat jika mengalami suhu demam lebih dari tiga hari sebaiknya berobat, sehingga dapat segera ditangani tenaga medis.

Dia juga menyampaikan penyebaran DBD di Lebak sejak dua bulan terakhir melonjak sehubungan tibanya musim hujan.

Kondisi cuaca seperti itu berpotensi mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebar virus DBD.

Karena itu, pihaknya tidak henti-hentinya menyosialisasikan dan mengedukasi pencegahan penyakit yang mematikan itu agar tidak menimbulkan kasus kejadian luar biasa (KLB).

Masyarakat juga diminta berperan aktif untuk mengoptimalkan budaya gotong royong dengan melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) maupun 3M.

Selain itu juga, pemberian abatesasi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk DBD.

Sebab, tindakan pengasapan atau fogging dinilai belum efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.

"Saya yakin melalui PSN dan 3M dapat mematikan jentik-jentik nyamuk, sehingga terbebas dari penyebaran penyakit yang bisa mematikan itu," katanya.

Dia mengatakan penyebab munculnya penyebaran penyakit DBD itu karena kondisi lingkungan banyak sampah, sehingga air hujan tidak menyentuh tanah dan berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti pada kaleng bekas, ban maupun barang bekas.

Biasanya, kata dia, penyebaran DBD itu pada lingkungan padat penduduk, seperti di 16 kecamatan itu.

"Kami minta warga waspada penyebaran DBD, karena khawatir tahun ini menjadi siklus lima tahunan, " kata Rohmat..

Selli (35) warga Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mengaku anaknya yang berusia balita terpaksa dirawat inap di rumah sakit karena suhunya cukup tinggi akibat terserang DBD.

"Kami merasa lega kondisi anak balitanya kini cukup membaik setelah mendapatkan perawatan medis rumah sakit," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler