JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan agar dampak bencana siklon tropis yang mengalami peningkatan 878 persen selama tahun 1950-2010 terus diwaspadai. Meski siklon tropis tidak terbentuk di Indonesia, namun berbagai bencana nasional yang terjadi tidak terlerpas dari bencana siklon tropis dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, imbas dari siklon tersebut sangat nyata terutamapada cuaca buruk yang menimbulkan bencana. "Tercatat pada Juni-Agustus 2012 ini, beberapa kejadian banjir dan longsor, seperti di Padang, Gorontalo, Ambon, Sarmi, Sangihe dan sebagainya dipengaruhi oleh keberadaan siklon tropis atau depresi tropis di sekitar wilayah Indonesia. Ini harus diwaspadai bersama," kata Sutopo di Jakarta, Selasa (14/8).
Menurutnya, tren bencana akibat siklon tropis yang mengalami peningkatan 878 persen elama tahun 1950-2010 telah berpengaruh terhadap ekonomi pembangunan. Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radiusnya bisa mencapai 150-200 km. Rata-rata masa hidup suatu siklon tropis antara 3-18 hari.
Sekitar 2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi bagian utara. Sekitar 65 persen siklon tropis terbentuk di daerah antara 10°-20° dari ekuator. Sangat jarang terbentuk di daerah lintang 0°-10°.
Berdasarkan data selama 42 tahun terakhir, siklon tropis di wilayah yang dekat dengan Indonesia terjadi di bagian selatan pada Februari (23%), Maret (22%), dan Januari (21%). "Sedangkan berdasarkan data 56 tahun kejadian siklon tropis di utara terbanyak pada Agustus (20%), September (18%), Juli (15%) dan Oktober (15%)," paparnya.
Agustus merupakan bulan paling sibuk bagi pertumbuhan siklon tropis. "Dari 323 kejadian terdapat 107 kejadian yang berkembang menjadi badai tropis," sebutnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan KPK, Polri Minta Masukan Peradi dan Ikadin
Redaktur : Tim Redaksi