Awasi Program Makan Bergizi di Daerah, Komite III DPD RI Pastikan Tidak Ada Beban Biaya Bagi Penerima Manfaat

Selasa, 31 Desember 2024 – 10:47 WIB
Ketua Komite III DPD RI Dr. Filep Wamafma. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komite III DPD RI Filep Wamafma mengecam dugaan adanya kewajiban pembelian wadah untuk program makan siang bergizi oleh orang tua yang terjadi di sebuah sekolah. Kejadian itu sempat viral di beberapa sosial media.

“Kami memahami betul, bahwa program makan siang bergizi ini harus benar-benar diawasi pelaksanaannya di daerah. Ada banyak celah dan lubang yang bisa menimbulkan berbagai macam persoalan dan pelanggaran dalam implementasinya di lapangan. Padahal program ini secara resmi akan mulai dilaksanakan pada 2 Januari 2025 mendatang,“ ujar Filep dalam keterangan tertulis pada Selasa (31/12/2024).

BACA JUGA: Puluhan Pengusaha Katering Kena Tipu Program Makan Bergizi Gratis

Senator Papua Barat Filep Wamafa, salah satunya mengkritisi perihal anggaran yang dipatok sebesar sepuluh ribu rupiah per porsi dari lima belas ribu rupiah sebelumnya.

Program ini bukan sekadar memberi makan gratis, tetapi juga harus memperhatikan perihal gizi dari setiap menu dan cita rasa.

BACA JUGA: Tertipu soal Makan Bergizi Gratis, Pengusaha Katering Gigit Jari

Menurut Filep, sulit untuk menebak menu yang akan disajikan senilai angka tersebut, mengingat inflasi, kenaikan harga termasuk pengaruh kenaikan PPN 12 persen di tahun 2025 mendatang.

Untuk paket nasi, ayam dan sayur saja saat ini di setiap warung makan mematok minimal dua belas ribu rupiah.

BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Juru Masak untuk Makan Bergizi Gratis

“Selain soal harga, soal siapa yang dapat membuat makanan itu juga perlu dipikirkan secara matang,” ujar Filep.

Menurut Filep, untuk wilayah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain mungkin tidak sulit untuk mencari vendor rumah makan atau warung makan, yang punya kemampuan untuk menyediakan ratusan porsi makanan dalam waktu serentak.

Namun, kata dia, tidak demikian untuk di daerah apalagi wilayah pedalaman seperti Papua Barat misalnya,” imbuh Filep lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui, program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo ini akan menyasar 4 target utama.

Pertama, Peserta Didik dari PAUD hingga pendidikan menengah di lingkungan Pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan, pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus dan pendidikan pesantren, baik negeri maupun swasta.

Kedua, Balita. Ketiga, Ibu Hamil dan Keempat, Ibu Menyusui.

Sasaran program itu dilakukan secara bertahap, fokus di awal adalah pada anak sekolah dan kelompok rentan lainnya.

Pada tahun 2025 pelaksanaannya akan ditargetkan mencapai empat puluh persen.

Tahun 2026 menjadi delapan puluh persen target sasarannya dan pada tahun 2029 digenapkan target sasarannya menjadi seratus persen.

“Jadi, karena program makan bergizi ini program yang sangat luar biasa, menyasar sekitar 19,47 juta orang,” ujar Filep.

Menurut Filep, Pemerintah  telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun pada APBN 2025 dengan rinciannya  Rp 63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp 7,433 triliun untuk program dukungan manajemen.

“Program ini murni gratis – penerima manfaat tidak dibebankan kewajiban apapun,” tegas Filep.

Filep mengingatkan untuk mempersiapkan secara matang, program ini juga harus diawasi secara seksama.

“Oleh karena itu, kami, masing-masing anggota Komite III DPD RI pada reses masa sidang II ini terjun ke lapangan ke daerah masing-masih untuk lakukan pengawasan atas persiapan dan ujicobanya agar program ini tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan,” tegas Filep.

Filep memastikan adanya agenda untuk melaksanakan Rapat Kerja dengan Badan Gizi Nasional, Kementerian Sosial RI dan beberapa pemangku kepentingan lain setelah reses di Januari 2025 mendatang.

Hal ini sebagai tindak lanjut dari pengawasan yang dilakukan oleh anggota Komite III DPD RI terhadap program makan bergizi.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler