Ayah Edward Snowden Langgar Proteksi

Jumat, 16 Agustus 2013 – 07:13 WIB

jpnn.com - MOSKOW - Pengacara Edward Snowden, buron Amerika Serikat, kemarin (15/8) mengungkapkan, untuk kali pertama, Lon Snowden, ayah mantan kontraktor CIA tersebut, mengontak putranya melalui internet. Langkah itu dianggap melanggar rekomendasi proteksi dari penasihat hukum terkait dengan faktor keamanan kliennya.

Pengacara Snowden, Anatoly Kucherena, menyatakan bahwa Snowden dan ayahnya, Lon, berbincang melalui internet. ''Keputusan itu diambil sendiri oleh Lon Snowden. Itu bertentangan dengan rekomendasi dari tim pengacaranya,'' ungkap kantor berita RIA Novosti mengutip Kucherena. ''Rasa sayang ayah kepada anaknya melebihi kekhawatirannya terkait dengan faktor keamanan (Edward),'' imbuhnya.

BACA JUGA: Marzuki Serukan OKI Segera Bertemu Bahas soal Mesir

Kucherena kemudian menambahkan, tim pengacara tetap tidak merekomendasikan keduanya berkomunikasi melalui internet meski melalui kanal rahasia. ''Walaupun, kami tahu Edward adalah seorang ahli teknologi,'' tegasnya.

Snowden junior tinggal di sebuah tempat yang dirahasiakan di Moskow. Tempat itu dijaga sangat ketat karena dia adalah buron kakap AS dan diyakini sedang diincar agen intelijen Paman Sam.

BACA JUGA: Minta SBY Tarik Duta Besar RI di Kairo

Lon sejatinya telah mendapat visa Rusia dan diperkirakan terbang ke Negeri Beruang Merah tersebut dalam waktu dekat. Terkait dengan hal itu, Kucherena menyatakan, keluarga Snowden maupun tim pengacara Lon akan merahasiakan tanggal serta waktu kunjungan ke Moskow. ''Ini adalah permintaan pihak keluarga,'' jelasnya.

''Saat ayah Snowden datang kemari bersama pengacaranya dan konsultasi keluarga telah dilakukan, dia baru boleh membicarakan isinya kepada wartawan serta menjawab pertanyaan mereka jika diperlukan,'' papar Kucherena.

BACA JUGA: Indonesia Harus Mengecam Kudeta Mesir

Lon sebenarnya menginginkan putranya kembali ke AS. Namun, dia juga khawatir putranya tidak akan mendapat perlakuan hukum yang adil jika kembali ke tanah airnya. (AFP/cak/c5/dos)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipenjara 17 Tahun, Ternyata Tak Bersalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler