jpnn.com, MANILA - Cayamora Maute, ayah dari dari duo pemimpin kelompok Maute, meninggal dunia di Kota Taguig, Filipina, Minggu (27/8). Pria gaek itu menjadi tahanan pemerintah Filipina sejak Juni lalu terkait pendudukan Kota Marawi oleh kedua anaknya, Abdullah dan Omarkhayam Maute.
Menurut Biro Pemasyarakatan Filipina, Cayamora dilarikan ke rumah sakit setelah tekanan darahnya naik pada Minggu sore. Sayangnya, dia menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan.
BACA JUGA: Kematian Pelajar 17 Tahun Ancam Perang Antinarkoba Duterte
Cayamora diketahui sudah dalam kondisi sakit-sakitan ketika diciduk aparat kepolisian Juni lalu. Dia di antaranya mengidap diabetes dan hipertensi.
Sejauh mana keterlibatan Cayamora dalam pendudukan Marawi maupun kelompok pro-ISIS yang dipimpin kedua putranya, sampai sekarang belum diunggap secara mendetail. Namun, dia disebut-sebut sebagai otak dan pemimpin sebenarnya dari kelompok Maute.
BACA JUGA: Filipina Mulai Muak dengan Kebrutalan Duterte
Terkait kabar duka ini, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano menyampaikan belasungkawanya. Namun, dia tetap mengingatkan bahwa Cayamora adalah orang yang terlibat dalam aksi teror di Marawi.
"Ini adalah peristiwa yang sangat disayangkan bagi keluarganya, tapi terlebih lagi bagi korban terorisme di Marawi dan keluarga mereka yang mendambakan keadilan dan berharap Cayamora menebus keterlibatannya dalam pemberontakan di Marawi," beber dia seperti diberitakan Reuters.
BACA JUGA: Dikasih Senjata, Pelajar Ditembak Langsung Terkapar
Lebih dari 700 jiwa sudah menjadi korban sejak Maute menduduki Kota Marawi pada Mei lalu. Termasuk di antaranya 130 prajurit Filipina.
Presiden Rodrigo Duterte baru-baru ini memperpanjang status darurat perang di bagian selatan Pulau Mindanao hingga akhir tahun. Langkah ini memberinya waktu untuk menghancurkan kelompok Maute. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gol Cepat Septian Jadi Kunci Kemenangan Indonesia Atas Filipina
Redaktur & Reporter : Adil