Ayahnya Tukang Tambal Ban, Bonus tak Hanya Rp 1,5 Miliar

Kamis, 13 September 2018 – 00:05 WIB
Abdul Malik berpose usai upacara penyerahan medali emas Kelas B Putra Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Senin (27/8). ANTARA FOTO/INASGOC/Melvinas Priananda/nak/18.

jpnn.com - Abdul Malik meraih medali emas Asian Games 2018 dari cabor pencak silat. Berkat torehannya itu, Malik tidak hanya mendapatkan bonus Rp 1,5 miliar. Pesilat asal Bitung, Sulawesi Utara, tersebut juga memperoleh tambahan Rp 200 juta dari pemerintah tempat asalnya.

”Saya terlahir dari keluarga sederhana, otomatis pertama untuk keluargaku dulu,” kata Malik tentang rencana peruntukan bonus yang diperolehnya.

BACA JUGA: Diisukan Korupsi Dana Asian Games, ini Respons Erick Thohir

Malik memang terlahir dari keluarga sederhana. Bahkan bisa dibilang keluarga kurang mampu. Ayahnya seorang tukang tambal ban. Sedangkan sang ibu hanyalah ibu rumah tangga biasa. Dia memiliki sepuluh saudara dan merupakan anak pertama.

Sebagai anak sulung, tentu Malik ikut memikul tanggung jawab menghidupi keluarga. Dia pun sadar betul dengan posisinya itu. Malik pun selalu mengingat baik-baik nasihat kedua orang tuanya. Kepada Malik, mereka selalu mengatakan, kamu berjuang untuk keluarga dan berusaha yang terbaik.

BACA JUGA: Polisi Bantah Keterlibatan Erick Thohir di Kasus Korupsi

”Mereka (orang tua) selalu mengingatkan untuk berdoa. Mereka juga bilang, kalau memang rezeki untuk kita, pasti tidak akan tertukar. Ingat keluarga dan adik-adik yang ada di sini,” ucap Malik menirukan nasihat orang tuanya.

Karena itu pula, begitu mendapatkan bonus miliaran rupiah, mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Manado tersebut langsung berpikir untuk membeli hunian yang layak bagi keluarganya. Selama ini keluarganya memang masih tinggal di rumah kontrakan.

BACA JUGA: Jika Aji Bangkit Bisa, Pemuda Lainnya juga Mampu Berprestasi

Urusan rumah itu pun sudah beres. Tapi, yang dilakukan Malik tak lantas berhenti sampai di situ. Dia juga akan membangun usaha bagi kedua orang tuanya. Namun, hingga kini dia belum memiliki gambaran usaha apa yang tepat sebagai mata pencarian orang tuanya. ”Kami masih mendiskusikannya.”

Meski keluarga sebagai prioritas utama, pesilat yang lahir pada 31 Januari 1997 itu tetap tidak melupakan nazarnya: membantu membiayai pembangunan dua masjid dan satu musala di kampung halamannya. Mengenai nominal, dia belum bisa memastikan jumlahnya. Namun, Malik akan menunaikan janji tersebut.

Di luar urusan itu, Malik juga punya obsesi lain. ”Saya ingin selesaikan dulu urusan di kampus,” ujarnya. Hal itu dilakukannya demi memuluskan jalan untuk menunjang tugasnya sebagai PNS nanti.

Kebetulan, selain bonus uang, pemerintah memberikan jaminan menjadi PNS bagi peraih medali emas Asian Games 2018. Malik pun akan mengambil tawaran tersebut. ”Karena nggak tahu ke depan masih jadi atlet atau nggak,” sebutnya. (feb/c9/fim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Go-Jek Akan Terus Dukung Ambisi Anak Bangsa Kejar Prestasi


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler