jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri menyatakan, Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) harus menelusuri rekam jejak 194 pendaftar yang telah lolos seleksi awal. Menurutnya, penelusuran rekam jejak calon pimpinan KPK semestinya hingga detail.
Hendri mengatakan, salah satu hal penting dalam penelusuran rekam jejak adalah adalah mengungkap kehidupan pribadi dan rumah tangga pendaftar yang sudah lolos. Bahkan, bila perlu sampai urusan asmara pun perlu diungkap.
BACA JUGA: Mensos: PSKS Merupakan Implementasi Nawacita Pemerintah
"Soal ranjang juga perlu. Bagaimana kehidupannya sehari-hari. Kalau dia biasa berbohong, berarti integritasnya juga dipertanyakan," ujar Febri dalam diskusi 'Pentingnya Rekam Jejak Calon Pimpinan KPK' di Jakarta Pusat, Minggu (5/7).
Menurut Febri, kehidupan asmara seorang capim yang bermasalah akan berpengaruh pada kinerjanya jika terpilih sebagai komisioner KPK. Sebab, pimpinan KPK yang bermasalah juga akan rentan mendapat serangan dari pihak luar. "Dia bisa jadi sasaran tembak di kemudian hari karena masalah-masalah ranjang," imbuhnya.
BACA JUGA: Puslabfor Mabes Polri Cari Penyebab Kebakaran Terminal 2E Bandara Soetta
Selain urusan ranjang, hal lain yang perlu diungkap dari para capim KPK adalah rekam jejak di tempat kerja semula. Terutama bagi capim yang pernah mendapat teguran dan sanksi dari tempatnya bekerja.
"Pernah enggak capim KPK ini alami penurunan kenaikan pangkat, mendapat sanksi atau teguran? Jadi jangan mentah-mentah menerima masukan yang ada. Harus diteliti betul," tandas Febri.(flo/jpnn)
BACA JUGA: NasDem Siap Tampung Marzuki Alie
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kena Imbas Kebakaran Bandara Soetta, Sekjen PDIP Kritisi AP II dan Garuda
Redaktur : Tim Redaksi