Kena Imbas Kebakaran Bandara Soetta, Sekjen PDIP Kritisi AP II dan Garuda

Minggu, 05 Juli 2015 – 13:51 WIB
Suasana antrean penumpang di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Minggu (4/7). Foto: Hasto Kristiyanto for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Di antara ratusan penumpang yang terkena imbas terbakarnya Terminal 2E  Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang ada Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Rencananya, Hasto hari ini (5/7) terbang ke Surabaya.

Namun, insiden kebakaran Terminal 2E membuat Hasto harus terjebak berjam-jam tanpa kepastian. Yang membuatnya kecewa adalah cara PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Soetta dalam menangani kondisi krisis.

BACA JUGA: Pansel Capim KPK Ajak Publik Pelototi 194 Nama

“Kebakaran yang terjadi di Bandara International Soekarno-Hatta tidak hanya menunjukkan kegagalan safety system. Buat saya yang terjebak selama lebih dari tiga jam dalam antrean hanya bisa membatin, betapa mundurnya manajemen krisis kita,” kata Hasto dalam layanan pesan melalui BlackBerry Messenger, Minggu (5/7).

Mantan anggota Komisi VI DPR yang membidangi BUMN itu menambahkan, penanganan terhadap para calon penumpang yang terkena imbas terbakarnya Terminal 2E memang sangat mengecewakan. Menurutnya, PT AP II dan Garuda Indonesia praktis tidak memberikan informasi tentang insiden yang terjadi maupun  kepastian jadwal penerbangan.

BACA JUGA: Siap Hadapi Arus Mudik, Pantau Terus Gunung Raung

Hasto menjelaskan, yang terjadi selanjutnya adalah kesemrawutan. Dua pegawai yang ditugasi memberi penjelasan ke penumpang dengan menggunakan megaphone TOA juga terlihat kebingungan. Suara TOA itu juga tenggelam di tengah hiruk pikuk suara penumpang.

BACA JUGA: Pemuda harus Bisa Maknai 4 Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Ironisnya, justru para porter barang yang memberi penjelasan ke penumpang.  "Mereka yang berprofesi sebagai porter menjadi sasaran banyak pertanyaan penumpang. Jadilah para porter itu menjadi juru bicara Angkasa Pura dan Garuda Indonesia,” ujarnya.

Hasti menambahkan, insiden itu menyisakan pertanyaan tentang manajemen krisis oleh PT AP II maupun Garuda Indonesia. Sebab, yang terbakar hanya salah satu lounge tapi imbasnya bisa ke seluruh operasional bandara. “AP II dan Garuda Indonesia tidak siap menghadapi skenario krisis. Meski hanya berupa kebakaran salah satu lounge yang berimbas pada kemacetan sistem operasionalisasi bandara,” pungkasnya.(ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Ekonomi Layak Dirombak, Darmin Potensi Masuk Kabinet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler