jpnn.com, JAKARTA - Para guru dan siswa mendapat kesempatan berbincang dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Caranya mudah, cukup menuliskan surat buat Mendikbud Nadiem.
BACA JUGA: Nadiem Makarim: Presiden Minta Ada Penyesuaian Kurikulum
Sayembara yang diselenggarakan Pusat Penguatan Pendidikan Karakter (Puspeka) Kemendikbud ini bertema 'Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim.
Hendarman, Kepala Pusat Penguatan Pendidikan Karakter, mengungkapkan, tujuan lomba ini adalah mengajak para guru, dan siswa untuk berbagi cerita inspiratif mengenai kegiatan belajar mengajar selama Ramadan di masa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim Menyiapkan Strategi Baru, Para Guru Harus Tahu
"Kegiatan ini bukan sekadar lomba, tetapi juga sebagai wujud penerapan penguatan pendidikan karakter terutama bagi para guru, dan siswa selama masa pandemi Covid-19," kata Hendarman di Jakarta, Rabu (13/5).
Penguatan karakter, lanjut Hendarman, terlihat ketika para siswa dan guru bergotong-royong dan bertoleransi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di masa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Mendikbud Nadiem: Kepsek Harus jadi Mentor Guru
Durasi pengiriman surat akan berlangsung selama seminggu, yaitu dari 11 Mei 2020 sampai 17 Mei 2020, paling lambat diterima pukul 18.00 WIB.
Di hari pertama lomba, Kapus Hendarman menjelaskan sudah terdapat beragam cerita inspirasi dari para guru dan siswa yang dikirimkan.
"Saat ini sudah banyak surat yang masuk dari para guru, dan siswa, mereka banyak bercerita bagaimana karakter religius ditunjukkan dengan giat menjalankan puasa di masa pandemi," ujarnya.
Bahkan, ada juga surat yang menceritakan pengalaman mereka mengenai solusi inspirasi untuk tidak menjalankan ritual mudik guna menekan penularan Covid-19 bagi para sanak saudara di desa.
Pemenang yang terpilih adalah sebanyak dua surat yang berasal dari guru, dan dua surat yang berasal dari murid.
"Nanti, cerita paling menginspirasi akan diberi kesempatan untuk bisa bertemu, dan berdiskusi langsung dengan Mas Menteri," jelas Hendarman.
Adapun syarat dan ketentuan dari menulis surat untuk Mendikbud meliputi, pertama, peserta adalah guru (semua jenjang) dan murid SD yang berada di wilayah Republik Indonesia.
Kedua, tema surat adalah pengalaman mengajar dan belajar selama bulan Ramadan di masa pandemi Covid-19 (harus mengandung unsur gotong royong dan toleransi) serta kesan bulan Ramadan dan harapan akan perayaan Idulfitri nanti.
Ketiga, setiap peserta hanya dapat mengirimkan satu surat kepada Mendikbud
Keempat, surat harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kelima, surat tidak mengandung unsur SARA, pornografi, dan politik.
Kemudian yang keenam, surat harus orisinil/tidak plagiat
Ketujuh, panjang surat maksimal 250 kata atau maksimal 1 (satu) lembar kertas ukuran A4.
Selanjutnya, ke-8, peserta harus mencantumkan dua nomor telepon yang bisa dihubungi, identitas diri (foto KTP/foto KTP orang tua atau wali murid), dan foto peserta dengan ukuran maksimal 1 (satu) MB.
Sembilan, surat yang dikirimkan menjadi hak milik Kemendikbud. Syarat terakhir, keputusan panitia tidak bisa diganggu gugat.
Para peserta mengirimkan surat dengan mekanisme pengiriman sebagai berikut:
1. Peserta menuliskan surat kepada Mendikbud sesuai format, syarat, dan ketentuan yang berlaku
2. Surat dikirimkan dengan format: (NAMA)_(GURU/MURID)_(ASAL SEKOLAH)_(KOTA)
3. Surat dapat dikirimkan melalui surat elektronik/email ke: cerdasberkarakter@kemdikbud.go.id
4. Surat dengan tulisan tangan dapat difoto dan dikirimkan melalui whatsapp ke nomor 0822 9777 7058 (untuk guru) dan 0856 9777 7058 (untuk murid).
Pengumuman sayembara secara rinci bisa diunggah di akun laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (www.kemdikbud.go.id). (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad