jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Tanwir ke-51 Muhammadiyah di Bengkulu pada 15 Februari, disebut-sebut kental dengan aroma politis. Jokowi dinilai ingin merayu Muhammadiyah untuk memberikan dukungan dalam Pilpres 2019.
"Saya heran, apa-apa dikaitkan dengan politik. Padahal Tanwir Muhammadiyah itu tidak ada unsur politiknya. Pak Jokowi juga hadir sebagai presiden, bukan berkampanye," kata Koordinator Nasional Garda Matahari M. Azrul Tanjung kepada JPNN, Minggu (17/2).
BACA JUGA: Buka Tanwir di Bengkulu, Presiden Jokowi Banggakan Muhammadiyah
Azrul juga menyatakan keprihatinannya terhadap penyebaran berita hoaks yang makin masif di media sosial sehingga mengarah pada perpecahan bangsa. Ironisnya, bukan hanya kalangan biasa yang menyebarkan informasi hoaks, tapi juga tokoh-tokoh penting.
"Ini harus ditangkal jangan sampai masyarakat menerima informasi sesat dan ikut menyebarkannya," ucapnya.
BACA JUGA: Indonesia Berkemajuan Selaras dengan Kemajemukan
Untuk menangkal penyebaran berita hoaks, lanjutnya, pihaknya mengadakan upgrading terhadap 503 koordinator kelurahan/desa se Kabupaten Bogor dan Kota Bogor (Bogor Raya) pada 16 Februari 2019.
Sebelumnya pada 5 Febuari telah dilakukan kegiatan serupa di Kabupaten Indramayu yang diikuti 317 koordinator kelurahan/desa dari 31 kecamatan dan 262 koordinator kelurahan dari 44 kecamatan se-DKI Jakarta. Kegiatan ini secara simultan akan diadakan di tiga provinsi meliputi Jawa Barat, Jakarta dan Banten.
"Kegiatan ini diarahkan untuk memantapkan kapasitas sumberdaya kader penggerak serta memperkuat struktur jaringan internal Garda Matahari. Di samping mensolidkan seluruh elemen eksternal untuk sinergi kekuatan memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf," tutur Azrul.
Dia menambahkan, koordinator kelurahan/desa ini bisa menjadi garda depan untuk menangkal isu-isu hoaks yang berkembang di tengah masyarakat.
Mereka juga diharapkan mampu merekrut koordinator TPS yang memiliki komunikasi baik dan mampu meyakinkan masyarakat agar menentukan pilihan kepada Jokowi-Ma'ruf. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad