jpnn.com, JERUSALEM - Seperti apa kehebatan akhir kisah Game of Thrones (GoT) nanti? Well, penjelasan Francesca Orsi selaku senior VP of drama HBO itu mungkin bisa jadi gambaran. Para cast menangis saat membaca skrip musim kedelapan. Ya, menangis.
’’Ini luar biasa,’’ kata Orsi dalam sebuah panel di INTV Conference di Jerusalem, Israel, Selasa (14/3).
BACA JUGA: Ssst..Ini Bocoran Soal Pernikahan Sophie Turner-Joe Jonas
’’Para pemain menerima skrip itu sebelumnya, tapi tidak ada yang membacanya. Kami bertemu saat reading. Lalu, satu per satu mulai menangis karena kematian yang menimpa karakter mereka,’’ lanjutnya.
Selain tragis, musim terakhir yang tayang pada 2019 tersebut bakal sangat intens. Itu, lagi-lagi, kalau menilik reaksi para pemain kala reading. Setelah membaca, mereka bertepuk tangan selama 15 menit penuh!
BACA JUGA: Crashing Season 2: Mengintip Sisi Kelam Kehidupan Komika
Kematian tokoh penting dalam jagat GoT sangat umum. Namun, fans sudah bertumbuh bersama para karakter yang berhasil survive hingga musim ketujuh lalu.
Penggemar Ned Stark, Margaery Tyrell, hingga Ramsay Bolton tentu sudah mengalihkan cinta kepada orang lain. Misalnya, Jon Snow, Sansa Stark, dan Night King. Sulit rasanya say goodbye kepada siapa pun saat ini.
BACA JUGA: Divorce Targetkan Rating Lebih Tinggi dari Season Pertama
Orsi juga memberikan bocoran tentang proyek spin-off atau prekuel yang akan digarap setelah GoT berakhir. Menurut dia, proyek itu bakal jadi sangat besar. ’’Bisa sampai lima season,’’ ucapnya.
Bujet yang dikeluarkan pun tak tanggung-tanggung. Mungkin tidak semahal season terakhir GoT yang menghabiskan dana USD 15 juta (atau sekitar Rp 205,8 miliar) per episode, tapi juga tidak sekecil bujet GoT season pertama yang hanya sekitar USD 5 juta alias Rp 68 miliar per episode.
’’Karena nanti akan terlihat murahan,’’ tandas Orsi. (EW/THR/adn/c18/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Serial Andalan HBO Ini Kembali ke Layar Kaca
Redaktur & Reporter : Adil