Badai dan Gelombang Tinggi, Nelayan Tradisional Lebak Sudah Sepekan Tak Melaut

Rabu, 13 Maret 2024 – 13:10 WIB
Nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak sejak sepekan terakhir tidak melaut akibat badai dan gelombang tinggi hingga 4 meter.ANTARA/Mansur

jpnn.com - LEBAK - Sejumlah nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.

"Kami memastikan produksi tangkapan ikan menurun, karena adanya cuaca buruk itu," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak Wading, di Kabupaten Lebak, Rabu (13/3).

BACA JUGA: Tangkap Ikan Gunakan Bom Rakitan, 2 Nelayan Ini Diciduk Polisi

Para nelayan tradisional tidak melaut karena badai dan gelombang laut tinggi, serta awal puasa Ramadan.

Mereka lebih memilih tinggal di rumah dibandingkan melaut.

BACA JUGA: 36 Orang Penumpang Kapal Karam Diselamatkan Tim SAR dan Nelayan

Selama ini, tinggi gelombang di perairan selatan Banten dan Samudra Hindia berkisar antara 2,5 meter sampai 4,0 meter. Selain itu juga tiupan angin cukup kencang disertai hujan dan petir.

Kondisi demikian membuat para nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil dengan mesin motor tempel itu tidak berani melaut guna menghindari kecelakaan laut.

BACA JUGA: BMKG Keluarkan Peringatan Dini untuk Nelayan di Banten, Waspadalah

"Semua nelayan yang tidak melaut itu sebagai anggota koperasi dan kini mereka usaha lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," ungkap Wading.

Juneadi (55), seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Panto Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa dirinya bersama nelayan lainnya tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.

Dia menyebut bahakan temannya saat melaut diterjang gelombang tinggi dan beruntung selamat.

"Kami melihat cuaca buruk juga awal puasa Ramadan sehingga memilih tinggal di rumah,"katanya menjelaskan.

Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah mengatakan apabila nelayan melaut agar menggunakan alat keselamatan di antaranya pakaian pelampung.

Saat ini, jumlah nelayan 3.600 orang di pesisir selatan Kabupaten Lebak mulai Pantai Binuangeun, Karangmalang, Bagedur, Cihara, Suka Hujan, Pasput, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Karangtaraje, Pulomanuk dan Sawarna yang melaut sekitar 10 persen karena gelombang tinggi hingga 4,0 meter itu.

"Kami telah menyampaikan surat peringatan dini kewaspadaan gelombang tinggi ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan ( PPI) agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya.

Berdasarkan informasi Kapal nelayan KM Mugi Jaya dari PPI Binuangeun Kabupaten Lebak hilang kontak dengan keluarganya sejak melaut Jumat (8/3) hingga Rabu (13/3) .

Nelayan KM Mugi Jaya dengan empat orang itu antara lain Arba, Acil, Anggi dan Masita.

Biasanya, jika mereka melaut berangkat Jumat (8/3) dan pulang Sabtu (9/3) sore. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler