Badai Tropis Hadang Nelayan Melaut

Kamis, 15 Maret 2012 – 09:14 WIB

KUPANG-Curah hujan tinggi disertai angin yang melanda Kupang dan kawasan NTT lain sejak akhir pekan lalu menurut BMKG Kupang merupakan imbas dari terjadinya dua badai sekaligus yang melanda perairan Australia.

Kepala BMKG Kupang, Ir. Purwanto kepada Timor Express (Group JPNN), Rabu (14/3) di Kupang menyebutkan, perairan Australia saat ini sedang dilanda dua badai masing-masing badai tropis di sebelah barat Australia dan Badai Tropis Lemah, satunya akibat tekanan rendah di perairan utara negeri Kanguru itu.

Akibat dua badai tersebut, mengakibatkan pengumpulan awan yang cukup ekstrim, yang melanda perairan NTT dan sebagian NTB. Sesuai pantauan BMK Kupang, menurut Purwanto, pengumpulan awan yang mengakibatkan hujan akan terjadi sampai beberapa hari ke depan.

Disebutkan, telah diidentifikasi pergerakan awan akibat badai tropis ini sedang mengarah ke arah perairan Australia. Hal ini bertanda baik, sebab diprediksi intensitas badai mulai menurun dan bisa mereda dalam waktu tiga sampai empat hari kedepan.

Artinya, hujan masih akan melanda kawasan NTT pada umumnya selama periode hari tersebut. Purwanto mengingatkan, bagi aktivitas penyeberangan laut dan nelayan untuk berhati-hati sebab situasi gelombang laut di perairan laut Sawu bisa mencapai tiga meter lebih dengan kecepatan angin mencapai 15 knot atau 25-35 km/jam.

Purwanto mengatakan, terjadinya badai ini kebetulan bersamaan dengan La Nina yang melanda Indonesia dan kawasan Pasifik pada umumnya yang dimulai sejak awal Maret lalu. "Indikasi La Nina lemah sudah terlihat dari awal Maret lalu,"ucap Purwanto.

Pantauan Timor Express, hujan yang terus melanda kota Kupang empat hari terakhir, sejak Minggu (11/3) lalu, mengakibatkan bencana yang cukup menggganggu bahkan berpotensi berbahaya di lingkungan masyarakat. Adapun bencana semacam genangan air di kota Kupang terdapat di berbagai titik, seperti di Jalan SK Lerik, Jalan Soeharto, Jalan Sudirman dan lain tempat.

Tanah longsor di daerah pinggiran kali, bahkan hempasan ombak yang merusak tanggul atau tameng pengaman lingkungan tempat tinggal di daerah pesisir kota Kupang. Purwanto mengingatkan, aktivitas penyeberangan laut dan nelayan untuk lebih berhati-hati mengantisipasi potensi gelombang tinggi yang bisa mengancam keselamatan penyeberangan. (mg-12/boy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumsel Diklaim Aman Dari Gempa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler