Badan Jembatan Terbalik

Titik-titik Mobil Kabur, SBN Bakal Turun Malam

Rabu, 11 Januari 2012 – 14:02 WIB
TENGGARONG - Tim evakuasi reruntuhan Jembatan Kartanegara dari PT Samudera Biru Nusantara (SBN) menemui kendala berarti. Sisa-sisa reruntuhan yang diyakini porak poranda di dasar Sungai Mahakam, membuat proses observasi dasar sungai yang di lakukan para penyelam SBN belum mendapatkan hasil. Terlebih pemasangan tanda yang sebelumnya dilakukan tim penyelam Basarnas hilang terbawa arus.
 
Sehingga SBN harus menyisir ulang kemungkinan letak-letak benda logam, yang sebelumnya diindentifikasi berupa kendaraan. Hal tersebut diungkapkan Supervisor Diving PT SBN Hamdan, kemarin. Ia tidak memungkiri jika proses observasi yang dilakukan beberapa hari ini, timnya belum mendapatkan hasil yang berarti. Namun, dari penyelaman yang dilakukan di sekitar pylon sisi Tenggarong, telah diketahui jika beberapa meter badan jembatan posisinya terbalik.

"Dari pemasangan tali yang dilakukan beberapa penyelam kami untuk memudahkan jalan, ada indikasi kuat jika posisi jembatan yang terdekat pylon sisi Tenggarong dalam keadaan terbalik,” ujar Hamdan.

Kendati demikian, ia belum dapat memastikan berapa panjang badan jembatan yang terbalik tersebut. "Sepertinya tidak terlalu panjang, karena dari penuturan para penyelam hanya beberapa meter perabaan badan jembatan telah terputus,” ungkapnya.

Sedangkan untuk titik-titik yang dilansir Basarnas diindikasi adanya benda yang dimungkinkan adalah mobil, hingga kemarin, para penyelam SBN belum dapat memastikan keberadaannya.
 
Selain karena ban pelampung yang dipasang penyelam Basarnas telah putus, penyisiran menggunakan jangkar yang dilakukan SBN juga tidak mengindikasikan adanya benda-benda tersebut. "Jika tanda-tanda tersebut masih ada, sebenarnya bisa menjadi acuan evakuasi kami. Namun, karena kita berhubungan langsung dengan kuasa alam ya harus menyisir ulang lagi,” jelasnya.

Pun demikian dengan titik-titik yang sebelumnya teridentifikasi dan diduga kuat adalah kendaraan melalui deteksi sonar, inipun SBN belum dapat menemukan kembali posisi benda-benda tersebut. "Sejauh ini, yang kami dapatkan dalam penyisiran masih tumpukan lumpur dan batang kayu didasar sungai. Karena itu, kami masih menunggu alat-alat tambahan yang seharusnya datang hari ini (kemarin, Red.). Namun ternyata masih dalam proses perjalanan,” ucap Hamdan.

Mengenai CCTV terbaru yang disewa dari Singapura, ia juga belum berani memberikan kepastian akan keberhasilannya. Mengingat kapasitas CCTV tersebut dapat bekerja dengan baik pada kejernihan air mencapai 3 meter.
 
"Kalau CCTV yang kami miliki, tempo hari sudah dicoba dan hasilnya tetap tidak bisa melihat apa-apa. Semoga yang terbaru ini bisa memberikan hasil visual yang lebih baik,” harapnya.
 
Mengingat waktu tenggang untuk melaksanakan kontrak kerja yang semakin merapat, ia juga menuturkan kemungkinan diadakan penyelaman malam hari. Dengan terlebih dahulu memastikan tingkat keamanan kondisi sungai bagi para penyelam.

"Penyelaman malam sebenarnya sangat beresiko, selain lalulintas kapal-kapal besar, ruang gerak kita juga makin terbatas disbanding siang hari. Namun untuk memaksimalkan penggunaan crane bus kita mungkin akan mengupayakan kesana,” tuturnya.
 
Seperti diketahui, harga sewa crane yang nantinya digunakan dalam pengangkatan badan jembatan, sempat disebutkan mencapai Rp 125 juta. Meski belakangan Direktur PT SBN Michael W Tinangon menuturkan, jika crane yang ia sewa saat ini harganya di bawah nilai yang seharusnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan, pihaknya akan menyewa yang lebih besar lagi.
 
Penyewaan crane dengan daya angkat besar hanya tersedia di Batam dan Singapura. Kondisi ini sudah menjadi ancang-ancang SBN, mengingat besaran badan jembatan yang berada didasar sungai saat ini mencapai 1.600 ton. Belum ditambah tumpukan lumpur dan berat jenis air yang masuk rongga-rongga badan jembatan. (def/kri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati dan DPRD Kobar, Belum Sepakat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler