jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional atau NFA (National Food Agency) Arief Prasetyo Adi menyatakan pihaknya akan terus mengawal stabilisasi pasokan dan harga komoditas gula.
NFA juga mendorong penguatan stok gula dengan keterlibatan berbagai pihak atau stakeholder terkait.
BACA JUGA: Waspadai Kenaikan Harga Gandum, Badan Pangan Nasional Lakukan Ini
Arief mengatakan NFA akan terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar stabilitas pasokan dan harga gula dalam kondisi yang aman dan terkendali.
“Gula sebagai salah satu komoditas pangan yang memengaruhi inflasi, Presiden Joko Widodo mengarahkan agar mempersiapkan kebutuhan nasional dengan baik. Bertahap mengurangi impor dan swasembada gula dalam lima tahun ke depan,” ujar Arief seusai menghadiri Rapat Terbatas membahas kebijakan gula nasional yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan para Menteri/Lembaga terkait di Jakarta, Rabu (20/7).
BACA JUGA: 3 Poin Pernyataan Kombes Leonardo si Pengantar Peti Brigadir J, Ada soal Tuduhan Karopaminal
Untuk mencapai sasaran tersebut, menurut Arief, perlu dilakukan perbaikan kegiatan on farm dan off farm secara detail, seperti koordinat lokasi penanaman tebu, ketepatan jumlah dan waktu pemupukan, persiapan bibit di on farm.
Sementara itu, di off farm perlu disiapkan perbaikan pabrik, peningkatan rendemen untuk gula berbasis tebu, juga keterlibatan teknologi untuk alternatif energi dari ethanol dari produk samping industri gula.
BACA JUGA: Istri Tentara Korban Penembakan Dijaga Ketat TNI dan Polri
Arief mengatakan NFA juga akan terus mengawal stabilitas harga jual gula dari tingkat petani hingga konsumen.
“Kami akan kawal dari hulu hingga hilir. Untuk memastikan stabilisasi perlu dijaga kepastian harga di tingkat petani agar minat petani untuk menanam tebu tetap tinggi, sehingga dapat memastikan ketersediaan bahan baku tebu,” ungkapnya.
Harga Gula petani juga berbanding lurus dengan produktivitas petani. Saat ini pabrik gula diminta membeli Rp 11.500 per kg dengan harga acuan Rp 13.500 per kg di tingkat konsumen, penyesuaian naik Rp 1.000 dari tahun lalu.
Lebih lanjut, Arief mengatakan untuk upaya penguatan produksi oleh BUMN dengan berpartner dengan Expert dari Luar Negeri melalui pendekatan bisnis, penguatan stok dan ujungnya hilirisasi gula ini akan melibatkan berbagai stakehoder seperti Holding Perkebunan PTPN, Holding Pangan ID FOOD, Bulog, Pihak Swasta dan Asosiasi.
"Salah satunya melalui kolaborasi pendistribusian gula ke wilayah rawan pangan. Diharapkan melalui kerja sama pendistribusian ini harga jual gula tetap stabil dan mengurangi disparitas harga," katanya.
Seperti diketahui, kebutuhan total gula nasional sebesar 7,3 juta ton per tahun, saat ini masih lebih dari 4 juta ton ketersediaan masih dipenuhi dari luar negeri.
Kebutuhan gula konsumsi 3,2 juta ton setahun baru dapat dipenuhi 2,2 juta ton dari produksi negeri sendiri. (rhs/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti