Bagaimana AS Malah Berakhir Mempersenjatai ISIS

Sabtu, 16 Desember 2017 – 18:17 WIB
ISIS di Niniveh. Foto: AFP

jpnn.com - Senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi kepada kelompok oposisi bersenjata sering jatuh ke tangan ISIL atau ISIS, yang sekarang disebut Islamic State (IS). Ini berdampak pada meningkatnya kuantitas dan kualitas persenjataan kelompok teroris tersebut.

Berdasarkan penelitian kelompok pemantauan senjata, Conflict Armament Research (CAR) yang dipublikasikan, Kamis (14/12), jumlah senjata IS yang melonjak naik diperoleh melalui perampasan saat pertempuran.

BACA JUGA: Dituduh Lecehkan ABG, Anggota Dewan Tembak Kepala Sendiri

Senjata milik IS diketahui jejaknya berdasarkan investigasi lapangan tiga tahun di Irak dan Syria. Investigasi ini untuk mengetahui asal usul senjata mereka.

Seperti dilansir Al Jazeera, CAR menganalisis lebih dari 40.000 item senjata IS yang ditemukan di medan perang. Antara lain senjata, amunisi, dan bahan yang digunakan untuk membuat alat peledak improvisasi. Beberapa senjata diakuisisi oleh ISIL melalui perpindahan aliansi dalam kelompok oposisi Suriah.

BACA JUGA: Reaksi Arogan AS dan Israel Menyikapi Hasil KTT OKI

Penelitian CAR mengungkapkan, sebagian besar senjata IS dijarah dari tentara Irak dan Syria. Namun sebagian dipasok oleh negara-negara lain yang terlibat dalam konflik tersebut ke kelompok oposisi Suriah yang berperang melawan Presiden Bashar al-Assad.

"Irak dan Syria telah melihat pasukan IS menggunakan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh negara-negara seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat. Ini bertentangan dengan koalisi anti-IS internasional yang didukung kedua negara," ungkap CAR.

BACA JUGA: AS Sebut Klaim Kemenangan Rusia atas ISIS Penuh Omong Kosong

Semua peralatan persenjataan dibuat di negara-negara Uni Eropa dan diteruskan ke kelompok bersenjata di Syria. AS dan Saudi melanggar klausul kontrak yang melarang pengiriman persenjataan tersebut.

"Bukti yang dikumpulkan oleh CAR mengindikasikan bahwa AS berulang kali mengalihkan senjata dan amunisi buatan Uni Eropa ke kelompok oposisi dalam konflik Syria. IS dengan cepat memperoleh berbagai persenjataan ini," jelas CAR.

Sekitar 90 persen senjata dan amunisi yang digunakan oleh IS berasal dari Cina, Rusia, dan Eropa Timur. Senjata buatan Rusia melebihi jumlah negara lain. (ce1/met/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Meledak di Stasiun Kereta New York, Satu Orang Ditangkap


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler