jpnn.com, JAKARTA - Lama tak terdengar kabar soal mata uang digital bank sentral (CBDC), namun hari ini Bank Indonesia kembali membahasanya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan CBDC bakal menjadi salah satu pembahasan dalam Presidensi G20 di Indonesia.
BACA JUGA: Kabar Baik dari BI, Enggak Perlu Cemas soal Cadangan Devisa
Menurut dia, BI akan melanjutkan pembahasan karena kebutuhan untuk mempercepat ekonomi dan keuangan digital.
"Tentunya dengan tetap konsisten sesuai kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan yang mana BI akan tetap jalankan sesuai mandat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam International Conference: Road to Indonesia G20 di Jakarta, Kamis.
BACA JUGA: Ini Daftar Perbankan yang Ikut BI Fast, Transfer Antarbank Cuma Rp 2.500
Perry optimistis pembahasan mata uang digital bank sentral menjadi salah satu langkah percepatan digitalisasi, terutama dalam mendukung pemulihan ekonomi.
CBC juga dibidik mampu mendorong sistem pembayaran di area digital yang sangat diperlukan.
BACA JUGA: BI Sebut Keuangan Syariah Lebih Kuat Menghadapi Krisis Global
Perry menyatakan Indonesia akan menaruh perhatian tinggi dalam implementasi, sehingga bisa mengejar percepatan sistem pembayaran antar negara dan harmonisasi aplikasi open banking API.
"Termasuk protokol pertukaran data," beber dia.
Perry meyakinkan bahwa dua area tersebut sejalan dengan fokus BI dalam mengakselerasi kegiatan bank sentral sejak 2019 untuk percepatan pembayaran digital dalam mendorong ekonomi dan keuangan digital di Indonesia.
"Kebutuhan efisiensi dan kecepatan sistem pembayaran dapat membuka potensi besar pasar ritel dan UMKM Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung pemulihan ekonomi," tutur Perry Warjiyo.
Kendati demikian, Perry menilai kemajuan digitalisasi transaksi pembayaran pun sudah banyak terjadi di tanah air.
"Contohnya, implementasi Quick Code Response Indonesian Standard (QRIS) lintas batas dengan Thailand serta standar nasional Open API pembayaran," ujar dia.
Tak hanya itu, Perry menyebut konsolidasi industri ekonomi digital juga telah dilakukan, mulai dari perbankan digital, financial technology (fintech), serta e-commerce.
"Nantinya kami juga akan kenalkan sistem pembayaran BI Fast, yang menjadi dasar inisiasi untuk lintas batas di ASEAN maupun global," ungkap Perry Warjiyo. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia