Bagaimana Kondisi Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie yang 5 Bulan Konsumsi Sabu-Sabu? Dokter Ratna Bilang...

Jumat, 09 Juli 2021 – 12:37 WIB
Nia Ramadhani dan suami, Ardi Bakrie. Foto: Instagram/ramadhaniabakrie

jpnn.com, JAKARTA - Kepada penyidik Polres Metro Jakarta Pusat, Nia Ramadhani mengaku sudah mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu selama lima bulan terakhir bersama suaminya Ardi Bakrie.

Alasan keduanya melakukan perbuatan terlarang itu lantaran beban kerja yang banyak.

BACA JUGA: Masih Ada Misteri di Kasus Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Siap-Siap Saja ya

Lalu apa dampaknya bagi kesehatan tubuh?

Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiatri) Klinik Angsamerah dr. Ratna Mardianti, SpKJ, saat dihubungi ANTARA di Jakarta melalui telepon pada Kamis (8/7) mengatakan, sabu-sabu merupakan stimulan yang bisa merangsang orang untuk aktif dan tidak mudah lelah dalam beraktivitas.

BACA JUGA: Inilah Alasan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Mengonsumsi Sabu-Sabu, Alamak!

Namun dapat menyebabkan efek yang serius bagi kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Awal-awal sih enak, cuma kan karena dia aktif terus, enggak tidur, enggak istirahat, kesehatannya terganggu. Konsentrasinya terganggu, nafsu makan juga berkurang," kata Ratna yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

BACA JUGA: Perkembangan Terbaru Buntut Insiden Polisi Adang Paspampres di Jalan Daan Mogot

Dia menjelaskan, jika seseorang mengonsumsi sabu-sabu dalam jangka waktu lama, maka orang tersebut akan mengalami masalah di beberapa bagian organ dalam tubuh.

"Bayangkan dia enggak tidur dan enggak nafsu makan dalam waktu yang lama, tekanan darahnya meningkat, jantungnya juga bermasalah, kerja otot-ototnya bermasalah, bahkan otak juga."

Dikatakan, tidak ada jaminan bagi orang yang sudah kecanduan mengonsumsi narkoba untuk sembuh total karena menurutnya orang yang kecanduan narkoba hanya bisa dipulihkan dari kebiasaan buruk itu.

"Kan susah biasanya dia mengonsumsi stimulan terus dibiasakan untuk tidak pakai lagi. Jadi hanya bisa dikendalikan. Kalau besok dia capek lagi tapi masih harus aktif beraktivitas lagi, bisa jadi dia tergoda untuk pakai lagi," ujar Ratna.

Ratna mengatakan, waktu rehabilitasi tiap orang akan berbeda tergantung tingkat keparahan dan niat orang tersebut untuk berubah. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler