jpnn.com - Dokter Tirta Mandira Hudhi menyebut bergadang sebenarnya memiliki efek yang bisa berbahaya bagi kesehatan karena bisa saja seseorang menderita gagal jantung, ginjal dan kanker.
Dokter Tirta mengatakan hal itu demi membahas keingintahuan netizen tentang bergadang yang tayang di YouTube akun TirtaPengPengPeng seperti dilihat JPNN.com pada Jumat (20/8).
BACA JUGA: Kritik Mendag, Dokter Tirta: Ini Mau Dagang PCR Atau Bagaimana?
"Bergadang meningkatkan banyak hal. Kanker salah satunya," tutur Tirta.
Pria yang juga berstatus influencer itu menuturkan, tubuh pada dasarnya membutuhkan istirahat paling sedikit 7 jam sehari.
Menurut dia, tubuh ketika dalam keadaan tidur akan berproses seperti mengganti dan memperbaiki sel tubuh, serta memulihkan atau recovery otak.
Namun, kata Tirta, tubuh tidak memiliki waktu recovery yang cukup ketika seseorang bergadang dan kurang tidur.
BACA JUGA: Dokter Tirta Berbagi Tips Menyembuhkan Anosmia Covid-19
Hal itu berujung kepada banyaknya sel rusak yang tidak sempat dipulihkan. Ujungnya banyak sel rusak yang menumpuk yang berpotensi ke kanker.
"Sel yang tidak diganti menjadi rusak. Sel rusak kadang dianggap jadi sel aneh. Dia bisa bereplikasi terus dan bisa meningkatkan kanker," tutur alumnus Universitas Gadjah Mada itu.
Selain kanker, kata dia, bergadang bisa meningkatkan penyakit jantung pada waktu tua. Sebab, jantung mengalami beban yang berlebihan ketika seseorang bergadang atau kurang tidur.
"Bisa mengakibatkan juga stroke karena otak tidak sempat beristirahat. Komputer saja butuh istirahat, butuh pendingin. Otak kita tidak ada pendingin, tidak ada radiator. Otak kita butuh istirahat, butuh tidur. Enggak bisa otak kita terus main sampai 2 atau 3 hari," terang Tirta.
Selanjutnya, kata dia, bergadang bisa mengakibatkan gagal ginjal. Pasalnya, tidak ada proses penyaringan tubuh ketika seseorang tetap terjaga saat malam hari.
"Ketika kita tidur, banyak racun atau darah yang kita saring dan nanti jadi urine ketika pagi hari. Ketika kita masih bangun, tubuh enggak bisa apa-apa, energi difokuskan untuk semuanya," ungkap dia.
Namun, Tirta menyadari ada beberapa profesi yang mengharuskan seseorang tetap terjaga pada malam hari. Misalnya dokter dan satuan pengamanan (satpam).
Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu mengatakan, orang yang memiliki keharusan jaga malam harus pintar mengatur waktu.
Misalnya, menggunakan waktu turun jaga dengan beristirahat agar tubuh tetap dalam keadaan fit.
"Kalau kamu jaga malam, kayak dokter atau satpam, setelah jaga malam, dikasihh turun jaga. Langsung manfaatkan jatah turun jaga dengan istirahat. Jangan bekerja lagi," tutur dia. (ast/jpnn)
Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan