Sebaiknya Penyuka Pijat Simak Penjelasan Dokter Andi Ini

Sabtu, 27 Februari 2021 – 05:11 WIB
Ilustrasi - pijat (Istimewa) (Istimewa/)

jpnn.com, JAKARTA - Bagi mereka yang hobi dipijat, sebaiknya mendengarkan penjelasan subspesialis bidang Sports Injury dan Arthroskopi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Andi Nusawarta, M.Kes, Sp.OT (K).

Menurutnya, pemijatan akibat cedera saat berolahraga sebaiknya dihindari.

BACA JUGA: Penderita Diabetes Ingin Vaksinasi COVID-19? Baca ini Dulu

Karena menyebabkan meningkatnya perdarahan dan bengkak pada daerah yang cedera.

Bahkan berpotensi memperberat dan memperlambat masa penyembuhan.

BACA JUGA: Tren Fesyen Berubah, Bahan yang Nyaman dengan Kulit Jadi Pilihan

"Penderita cedera jangan dipijit karena itu akan menambah perdarahan dan pembengkakan apalagi kalau tiga hari pertama, itu akan makin jadi bengkaknya," kata dr. Andi dalam bincang-bincang virtual 'Olahraga Optimal Bebas Cedera', Jakarta, Jumat (26/2).

Andi mengatakan boleh saja melakukan pemijatan, asalkan sudah tidak terjadi pembengkakan.

BACA JUGA: Kematian Akibat Kanker Paru Meningkat, Segera Lakukan Upaya ini

"Kalau mau pemijatan jangan di awal-awal tapi kalau tanda-tanda inflamasi sudah hilang tidak apa-apa," ujar dr. Andi.

Untuk meminimalkan risiko cedera otot, sendi, dislokasi hingga patah tulang perlu melakukan pemanasan dan pendinginan saat berolahraga.

"Cedera terjadi karena pemanasan dan pendinginan yang tidak memadai, intensitas, frekuensi, durasi dan jenis latihan yang tidak sesuai," kata dr. Andi.

"Selain itu bisa juga karena kelainan struktur misal panjang tungkai tidak sama, sendi dan ligamen lemah," imbuhnya.

Selama masa pandemi, banyak orang yang memilih berolahraga di rumah dengan mengikuti latihan-latihan dari YouTube ataupun televisi. Menurut dr. Andi hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak memaksakan diri.

"Yang perlu diwaspadai adalah gerakan-gerakan yang tidak terbiasa dilakukan. Misal mau senam, yang kita lihat di YouTube kan orangnya sudah terbiasa kalau kita baru mulai, kadang belum mahir," ujar dr. Andi.

dr. Andi melanjutkan, "Yang harus diwaspadai tingkatkan intensitasnya secara perlahan, kalau ngikutin kecepatannya susah, kita lambat enggak apa-apa." (Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler