jpnn.com, JAKARTA - Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aldrin Neilwan menyatakan, kasus kematian akibat kanker paru-paru meningkat pada 2020.
"Kasus kematian pasien kanker paru-paru mengalami peningkatan hingga 18 persen pada 2020," ujar Aldrin dalam webinar yang digelar pada Kamis (25/2).
BACA JUGA: Kanker Paru Bukan hanya Karena Rokok, Simak Penjelasan Dokter Spesialis
Data dari Global cancer statistics (Globocan) 2020 mencatat, kematian karena kanker paru di Indonesia meningkat menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus.
Aldrin sendiri menyebutkan, kanker paru-paru merupakan penyakit mematikan di dunia setelah kanker payudara dengan prevalensi mencapai 11,4 persen.
BACA JUGA: Penyintas Kanker Fokus ke Hal ini Saja, daripada ke Makanan Pantangan
"Oleh sebab itu upaya terpenting yang harus dilakukan bukan lagi mengobati, namun upaya preventif atau pencegahan yang menjadi prioritas," jelas Aldrin.
Upaya pencegahan yang disebut Aldrin tidak hanya menerapkan gaya hidup sehat, namun juga melakukan skrining atau tes, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi terkena penyakit kanker.
BACA JUGA: Penting! Wanita Harus Mengenali Gejala-Gejala Kanker Serviks
"Ini perlu dilakukan karena delapan puluh persen pasien yang datang untuk memeriksakan diri rupaya sudah mengidap kanker stadium lanjut, sehingga pengobatan menjadi semakin sulit dan semakin mahal," jelas Aldrin.
Mengutip dari laman Cancer Information & Support Centre (CISC), terdapat dua faktor risiko kanker paru-paru.
Faktor pertama adalah faktor yang dapat dikendalikan. Seperti terpapar asap rokok, tinggal atau bekerja di area pertambangan atau pabrik yang mengandung bahan pencetus karsinogen.
Kemudian, tinggal atau bekerja di daerah dengan polusi tinggi.
Sementara untuk faktor kedua adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Seperti usia lebih dari 40 tahun, riwayat kanker dalam keluarga dan sebelumnya pernah menderita kanker.
Pada kesempatan yang sama Ketua Pokja Kanker Paru PDPI Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.PK,Onk mengatakan, kanker paru dapat dicegah dengan perilaku 'CERDIK'.
'CERDIK' adalah abreviasi dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stres.
"Semua penting, tapi pada saat ini poin terakhir yaitu kelola stres sering diabaikan," ujar Elisna.
"Manusia pasti punya stres, tapi kalau tidak dikelola dengan baik maka bisa membuat sistem imun turun. Jangankan kanker, COVID-19 juga bisa masuk dengan mudah kalau begitu." (Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang