jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 51.293 honorer K2 dan tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL TBPP) secara bertahap mulai diangkat sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Namun, ada kekhawatiran di kalangan honorer K2, begitu PPPK tahap pertama seluruhnya mengantongi NIP dan SK, yang lulus melupakan rekan-rekannya yang tertinggal.
"Kawan-kawan, berbahagia karena mendapatkan NIP dan SK PPPK adalah wajar. Namun, ingatlah di belakang kita masih ratusan ribu honorer K2 yang belum terangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN)," kata Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia PHK2I Jawa Tengah Ahmad Saifudin kepada JPNN.com, Selasa (12/1).
Dia melihat, di tengah gemuruh gegap gempita penantian SK bagi rekan guru yang lulus dan tinggal menunggu SK, ada banyak tangisan tenaga kependidikan honorer K2.
BACA JUGA: Debby Demokrat Minta Kaji Ulang Keputusan Meniadakan Formasi Guru CPNS
Mereka bahkan tidak bisa mengikuti tes PPPK karena formasi tenaga kependidikan untuk rekrutmen PPPK tahap kedua tidak dibuka.
"Saya mengajak kepada semua pengurus dan anggota untuk tidak terlalu berpandangan ke depan tetapi saat ini justru waktu yg tepat untuk menengok ke belakang bahwa ada banyak rekan kita yang belum lolos," tuturnya.
BACA JUGA: Kabar Baik, DPR akan Bahas RUU ASN di Masa Persidangan Ini
Dia mencontohkan guru-guru honorer K2 yang belum ikut tes dan tidak lulus tes PPPK 2019. Lebih memprihatikan lagi tenaga kependidikan (administrasi, penjaga sekolah) dan teknis lainnya yang belum masuk regulasi PPPK.
Saifudin pun mengajak seluruh honorer K2 yang lulus PPPK untuk tidak melupakan sejarah perjuangan. Jangan sampai perjuangan berhenti karena sudah menjadi PPPK tanpa peduli dengan nasib lainnya.
"Ingatlah ada tanggung jawab moral kita terhadap rekan-rekan kita yang belum bisa masuk baik itu guru maupun pegawai tidak tetap (PTT)," ujarnya.
Jangan sampai saling meninggalkan karena pada hakikatnya honorer K2 ada di dalam satu gerbong perjuangan. Saifudin juga mengajak PNS dari honorer K2 jangan melupakan kawan-kawannya.
"Ayo bantu rekan-rekan kita yang belum diangkat PPPK sesuai apa yang bisa kita lakukan apa pun itu. Monggo kita estafet, bantu rekan kita guru dan PTT," ucapnya.
Khusus honorer K2 di Jateng, Saifudin mengajak untuk melanjutkan estafet perjuangan ini agar seluruhnya bisa diakui sebagai ASN.
"Walaupun saya sudah menjadi PPPK, saya akan tetap mengawal dari belakang. Perjuangan ini tidak boleh berhenti, masih 380 ribu lebih honorer K2 yang harus diperjuangkan," pungkas Saifudin. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad