jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto melakukan kunjungan kerja ke kampus-kampus vokasi.
Di antara kampus yang dikunjungi pejabat eselon I Kemendikbud itu adalah Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), serta Program Vokasi Universitas Indonesia.
BACA JUGA: Menteri Nadiem Pengin Rumah Vokasi Percepat Nikah Massal Industri dengan Pendidikan Vokasional
Wikan menuturkan, kunjungannya itu untuk memastikan apakah kurikulum masing-masing program studi (prodi) sudah tersambung dan cocok (link and match) dengan industri. Sebab, kalangan industri juga terlibat dalam penyusunan kurikulum prodi kampus vokasi.
“Tidak hanya disusun bersama, tetapi harus sampai pada tahap disetujui industri dan calon user lulusan. Ini adalah syarat utama dalam konsep link and match yang sekarang lagi digalakkan,” kata Wikan, Sabtu (18/7).
BACA JUGA: Zaman Now Pendidikan Vokasi Lebih Mentereng, Kemendikbud Dorong Lulusan SMP Masuk SMK
Wikan yang dalam kunjungan kerjanya didampingi Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Kemendikbud Beny Bandanadjaja itu menambahkan, kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan industri yang menuntut keseimbangan hard skill dan soft skill. Oleh karena itu, prodi vokasi juga harus menghadirkan praktisi dan ahli dari industri sebagai dosen tamu.
Selain itu, Wikan juga mengharapkan sektor industri memiliki komitmen kuat dalam menyerap lulusan kampus-kampus vokasi di Indonesia. Terlebih, kurikulum dan magang sudah dirancang bersama dan disesuaikan kebutuhan riil di dunia kerja.
BACA JUGA: Kemendikbud Targetkan 100 Prodi Vokasi Menikah Massal dengan Industri
“Tidak bisa tanpa kurikulum yang disetujui industri, lalu tiba-tiba mahasiswa datang minta diterima magang.” ujarnya.
Untuk diketahui, PNJ sudah cukup lama menerapkan dual system mirip di Jerman, yaitu pembelajaran dan perkuliahan diselenggarakan di dalam kawasan industri Holcim. “Jadi, mahasiswa kuliah, dan belajar sambil bekerja di dalam industri serta mendapatkan honor yang baik setiap bulannya,” terang Wikan.
PNJ juga sudah menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan PT Formosa Teknologi Central. Adapun paket kerja sama yang dilakukan meliputi kuliah umum industri, penyediaan tempat magang bagi mahasiswa, rekrutmen lulusan, penyusunan kurikulum berbasis industri, pemberdayaan sumber daya manusia, dan penyediaan fasilitas sarana prasarana pembelajaran, serta lainnya.
Di Polimedia, Wikan melontarkan tantangan kepada prodi untuk mengubah seluruh jenjang D-3 menjadi D-4 atau sarjana terapan pada 2021. Wikan juga menantang kampus prodi membuka magister (S-2) terapan pada 2022.
Dari hasil kunjungan itu pula Wikan mencatat hampir seluruh prodi sudah menerapkan empat paket minimal link and match tersebut. "Ini bagus sekali dan ternyata cocok dengan fakta serapan lulusan kampus-kampus ini yang sudah mencapai di atas 80 persen diterima oleh dunia kerja,” kata Wikan.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad