CIMAHI–Tersendat pasokan telur bebek dari peternak menyulitkan sejumlah perajin telur asin organik mendapatkan bahan baku. Sebab, banyak kasus matinya bebek saat musim hujan membuat perajin telur asin hanya bisa memenuhi sekitar Cimahi saja.
Perajin telur asin Kelompok Tani Jaya Mandiri di bawah binaan Gapoktan Tani Mandiri Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara, Yulia Ratnasari mengatakan, sulitnya bahan baku mulai terjadi sejak Desember silam dan masih akan terus berlangsung hingga musim hujan usai.
“Kami kesulitan memperoleh telur dari beberapa peternak. Biasanya sih, kami mendapatkannya dari peternak Leuwigajah. Karena peternak bebek di sekitar Bandung Raya ini memang belum banyak,” katanya, Rabu (30/1).
Disamping karena musim hujan, minimnya pasokan pun disebabkan karena banyak bebek yang mati akibat terkena virus flu burung seperti yang terjadi di sejumlah daerah.
Telur asin organik sendiri merupakan telur yang dihasilkan dari bebek yang dibiarkan liar mencari makanan secara alami di sawah. Dengan kondisi seperti ini, peternak tetap mempertahankan pola yang sama.
Akibatnya, harga telur jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pakan olahan pabrik yang sudah mengandung bahan kimia.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam satu kali produksi dirinya bisa mendapatkan pasokan telur sebanyak 500 butir. Tapi, di musim seperti ini pihaknya sama sekali kesulitan bahkan dan hingga kini pasokan nihil.
“Padahal kalau berbicara permintaan sangatlah tinggi, tapi karena minimnya bahan baku kami baru bisa memenuhi permintaan sekitar Cimahi saja,” tandasnya. (cr1)
Perajin telur asin Kelompok Tani Jaya Mandiri di bawah binaan Gapoktan Tani Mandiri Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara, Yulia Ratnasari mengatakan, sulitnya bahan baku mulai terjadi sejak Desember silam dan masih akan terus berlangsung hingga musim hujan usai.
“Kami kesulitan memperoleh telur dari beberapa peternak. Biasanya sih, kami mendapatkannya dari peternak Leuwigajah. Karena peternak bebek di sekitar Bandung Raya ini memang belum banyak,” katanya, Rabu (30/1).
Disamping karena musim hujan, minimnya pasokan pun disebabkan karena banyak bebek yang mati akibat terkena virus flu burung seperti yang terjadi di sejumlah daerah.
Telur asin organik sendiri merupakan telur yang dihasilkan dari bebek yang dibiarkan liar mencari makanan secara alami di sawah. Dengan kondisi seperti ini, peternak tetap mempertahankan pola yang sama.
Akibatnya, harga telur jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pakan olahan pabrik yang sudah mengandung bahan kimia.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam satu kali produksi dirinya bisa mendapatkan pasokan telur sebanyak 500 butir. Tapi, di musim seperti ini pihaknya sama sekali kesulitan bahkan dan hingga kini pasokan nihil.
“Padahal kalau berbicara permintaan sangatlah tinggi, tapi karena minimnya bahan baku kami baru bisa memenuhi permintaan sekitar Cimahi saja,” tandasnya. (cr1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Bangun PLTG di Tanjung Karang
Redaktur : Tim Redaksi