Bahan Kimia di Plastik Picu Kelahiran Prematur

Jumat, 22 November 2013 – 19:33 WIB

jpnn.com - WASHINGTON--Penelitian terbaru mendapati korelasi antara kelahiran prematur dengan sebuah bahan kimia yang luas digunakan dalam barang plastik sehari-hari. Hal ini diharapkan mendorong para wanita hamil untuk menghindari bahan kimia yang dikenal sebagai phthalate yang terkandung dalam plastik, lotion dan pembungkus makanan.

"Hasil penelitian kami menunjukkan hubungan yang signifikan antara paparan phthalate selama kehamilan dan kelahiran prematur, " kata tim peneliti yang dipimpin Kelly Ferguson dari University of Michigan School of Public Health seperti dilansir bworldonline (21/11).

BACA JUGA: Peneliti Australia Temukan Teknik Baru Pengobatan Leukimia

Temuan ini penting karena prematur merupakan penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia , menurut sebuah laporan dalam Journal of American Medical Association.

"Data ini memberikan dukungan yang kuat untuk mengambil tindakan dalam pencegahan atau pengurangan paparan phthalate selama kehamilan," tegasnya.

BACA JUGA: Ingin Langsing? Kenali Metabolisme Tubuh dan Pola Dietnya

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Brigham dan Wanita di Boston, Massachusetts. Sebanyak 130 wanita yang melahirkan sebelum waktunya turut mengambil bagian sebagai responden, bersama dengan 352 peserta lainnya.

Peneliti lantas menganalisis sampel urin perempuan pada waktu yang berbeda sepanjang kehamilan mereka untuk tingkat metabolit phthalate. Hasilnya didapati kasus prematur menunjukkan "tingkat lebih tinggi" phthalates, termasuk unsur kimia  di-2-ethylhexyl phthalate (DEHP), mono-(2-ethyl)-hexyl phthalate (MEHP) dan mono-(2-ethyl-5-carboxypentyl) phthalate (MECPP).

BACA JUGA: Kurang Kasih Sayang, Anak Jadi Penyakitan

Semakin tinggi eksposur, semakin besar kemungkinan perempuan akan melahirkan terlalu dini. Perempuan yang konsentrasi phthalate metabolit mono - ( 2 - etil - 5 - carboxypentyl ) phthalate berada di atas 75 persen, rasio kelahiran prematur spontan adalah 5,23 , dibandingkan dengan 2,39 kelahiran prematur lainnya.

Phthalates biasanya ditemukan dalam parfum, hair spray, cat kuku , deodoran , dan lotion tubuh. Mereka juga digunakan dalam kemasan, mainan plastik , vinyl , pasokan medis dan obat-obatan.

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui apakah phthalates dapat menyebabkan masalah dengan meningkatkan radang rahim. Pasalnya, sekitar 15 juta bayi di seluruh dunia lahir prematur, atau sebelum 37 minggu dalam rahim .

Angka kelahiran prematur sendiri telah naik selama dua dekade terakhir di seluruh dunia, dengan tingkat tertinggi di Asia Tenggara , Asia Selatan , dan Afrika sub - Sahara. Amerika Serikat adalah keenam di antara 10 negara dengan jumlah terbesar kelahiran prematur.

"Bukti yang dilaporkan dalam studi baru ini cukup kuat untuk mendorong wanita hamil untuk menghindari phthalates jika mungkin , untuk membantu meminimalkan peluang mereka lahir prematur, " kata Sarah Robertson, direktur The Robinson Institute di University of Adelaide di Australia .

Penelitian ini diharapkan mendorong perempuan mengurangi eksposur bahan kimia tersebut dengan membaca label dan memilih produk dengan hati-hati. Juga menggunakan kosmetik bebas pewangi dan memilih makanan segar dibandingkan dalam kemasan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mayones Kedelai Rendah Kalori


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler