JAKARTA - Kalangan penegak dan praktisi hukum selalu mengenang sosok mantan Jaksa Agung RI, Baharuddin Lopa. Meski masa jabatannya sebagai Jaksa Agung begitu singkat, namanya terkenal sebagai jaksa yang ekstrim, keras dan jujur.
Pria kelahiran Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, Indonesia, 27 Agustus 1935 ini diangkat sebagai Jaksa Agung pada 6 Juni 2001 dan mengakhiri jabatannya pada 3 Juli 2001 karena meninggal dunia.
Kini menjelang peringatan Hari Bhakti Adhyaksa, Kejaksaan Agung kembali mengenang mendiang mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia itu. Sejumlah tokoh pun angkat bicara soal Baharuddin Lopa.
Salah satunya, Jaksa Agung, Basrief Arief. Masih melekat dalam ingatannya sosok Baharuddin Lopa adalah penegak hukum yang tak pandang bulu dalam penegakan hukum. Meski hanya mengenal Baharuddin dalam waktu singkat, ia melihat Baharuddin sebagai jaksa yang memiliki integritas tinggi dan patut diteladani.
"Beliau jujur, tegas dan tak mengenal keluarga, saudara dan rekan dalam penegakan hukum. Beliau selalu mengatakan jangan takut menegakkan hukum dan jangan takut mati untuk menegakan hukum," ujar Basrief dalam launching buku 'Apa dan Siapa Baharuddin Lopa' di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (16/7).
Basrief berharap seluruh jaksa di Indonesia dapat meneladani kepribadian Baharuddin Lopa tersebut. "Saya bermimpi seandainya saja, semua rakyat mengambil contoh perjalanan tokoh nasional seperti Baharuddin Lopa," sambungnya.
Sementara itu, mantan jaksa, Andi Hamzah punya kenangan sendiri tentang Baharuddin. Ia menyebut Baharuddin adalah jaksa yang galak. Walaupun keras dan ekstrim, menurutnya, Baharuddin sangat taat beragama. Ia menjunjung tinggi moral dan kemanusiaan dalam setiap perilakunya di kalangan kejaksaan.
"Pertama kali saya kenal dia di kejaksaan negeri, waktu dilantik jadi jaksa. Baharudin itu jadi Kajari galak sekali orangnya. Jaksa tua-tua di marahinya,"tutur Andi sambil tertawa.
Begitu cintanya Baharuddin pada dunia hukum, saat terakhir sebelum ia menghembuskan napas terakhir pun masih tetap memikirkan negaranya. Ia gelisah dengan republik ini yang kian morat-marit dengan sejumlah.
Mantan Ajudan Baharudin Lopa, Enang Supriyadi Samsi mengungkapkan, Lopa bahkan sempat mengucapkan syukur atas cinta Tuhan padanya, sebelum ia berpulang. Ia meninggal di Riyadh, Arab Saudi, 3 Juli 2001 pada umur 65 tahun.
"Beliau adalah sosok yang apa adanya. Waktu bapak ke Riyadh sebenarnya yang menemani harusnya saya, tapi saya tidak tahu kenapa tiket saya tidak dibelikan. Dia bilang, kau tunggu saja di Indonesia, jadi Jaksa Agung," tutur Enang menirukan Baharuddin.
Kini meski Baharuddin telah tiada, ia masih tetap dikenal sebagai pendekar keadilan dan hukum. Kejaksaan mengharapkan masih akan muncul Lopa-lopa lainnya yang terinspirasi untuk mengikuti jejak dan teladan Baharuddin Lopa. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Siapkan Desain Baju Tahanan Koruptor
Redaktur : Tim Redaksi