jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membahas hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini berharap hubungan diplomatik Indonesia di bawah kepemimpinan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani di Washington DC bisa meningkatkan.
BACA JUGA: Bamsoet Menyerukan Pemuda Pancasila Bangun Narasi Kebangsaan
Rosan Roeslani sebagai pengusaha memberikan nilai lebih agar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington Amerika Serikat bisa menarik investor sebanyak-banyaknya dari Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia.
"Peluang investasi di Indonesia antara lain pada industri kesehatan, teknologi finansial, dan teknologi ramah lingkungan. Serta pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) khususnya pembangkit listrik yang bersumber dari panas bumi dan angin,’’ ucapnya seusai menerima Rosan di Jakarta, Rabu (27/7).
BACA JUGA: Pulang Kampung, Luis Suarez Gabung Klub Masa Kecilnya
Dalam mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi bagi Amerika Serikat, Rosan bisa memanfaatkan forum US Chamber of Commerce dan US-ASEAN Business Council yang di dalamnya berisi ratusan pengusaha Amerika Serikat.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, selain mendatangkan investasi, KBRI harus bisa menciptakan diferensiasi pasar bagi berbagai produk Indonesia agar bisa masuk ke Amerika.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Bisnis Penjualan Langsung untuk Bangkitkan Perekonomian Nasional
Salah satu peluang yang bisa ditingkatkan adalah sektor gastrodiplomasi kuliner, yakni berupa produk rempah-rempah Indonesia.
"Nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke Amerika Serikat pada 2020 mencapai USD 175 juta. Pada periode Januari-Juni 2021, meningkat 1,22 persen menjadi USD 83,25 juta. Menunjukkan bahwa peluang pasar Amerika Serikat untuk produk rempah-rempah Indonesia masih sangat tinggi," ucap Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, pada November 2020, pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani memorandum of understanding (MoU) mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai USD 750 juta.
Selain itu, penandatanganan Letter of Interest (LoI) dari United States International Development Finance Corporation (DFC) yang akan menginvestasikan Rp 28,3 triliun untuk Sovereign Wealth Fund/SWF (Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia).
"Kedua perjanjian ditandatangani di akhir periode pemerintahan Presiden Trump. KBRI Washington perlu mengawal agar di masa pemerintahan Presiden Joe Biden kedua kesepakatan yang ditandatangani ini bisa tetap bisa terealisasi," ucap Bamsoet. (mrk/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Tarmizi Hamdi