Bahaya! Data Strategis di Kementerian Disasar Peretas Tiongkok

Senin, 13 September 2021 – 22:40 WIB
Ilustrasi - Anggota Komisi I DPR Sukamta. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Sukamta menyebut upaya peretasan di bidang politik jauh lebih kuat dibanding di bidang ekonomi, kesehatan dan sosial.

Dia menyatakan sejak lama khawatir soal kebocoran data.

BACA JUGA: PDIP Teratas, Perindo Buat Kejutan, Pengamat Bilang Begini

Apalagi, data dunia bisnis dan kesehatan telah bocor.

Karena itu, terbuka kemungkinan data di bidang politik juga akan kebocoran.

BACA JUGA: Pihak yang Mengisukan Megawati Kritis Bertobatlah!

"Ini hanya soal waktu saja, kapan akan terungkap kebocoran datanya," ujar Sukamta dalam keterangannya, Senin (13/9).

Sukamta kemudian meminta pemerintah meningkatkan upaya perlindungan terhadap data dan laman strategis milik pemerintah.

BACA JUGA: Wali Kota ini Ingatkan Warganet yang Komentari Miring Puan Maharani

"Bobolnya data kementerian dan lembaga harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah khususnya BSSN dan Kominfo untuk menjaga dan melindungi dunia siber kita," uapnya.

Doktor lulusan Inggris itu meyakini serangan peretas di bidang politik lebih kuat daripada ekonomi, kesehatan dan sosial.

Menurutnya harus dilakukan evaluasi, kemudian pembenahan tata kelola data dan dunia siber di Indonesia secara menyeluruh.

"Pengamanan situs dan data di Indonesia harus diseriusi oleh pemerintah. Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali terjadi," katanya.

Politikus PKS ini juga menyoroti mengenai maraknya serangan peretas berasal dari Tiongkok.

"Indonesia bekerja sama dengan Tiongkok di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di kementerian dan lembaga disasar oleh peretas Tiongkok."

"Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok peretas atau peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi," katanya.

The Record berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman siber milik Recorded Future menyatakan grup Hacker Mustang Panda adalah kelompok peretas dengan aksi spionase siber di Asia Tenggara.

Insikt menemukan pada April 2021 ada malware PlugX dari Mustang Panda di dalam jaringan pemerintah Indonesia.

Sukamta menegaskan spionase oleh Mustang Panda itu kemungkinan juga bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis.

Bisa jadi ada yang lain, namun belum terungkap.

Karena itu, tugas BSSN penting ditingkatkan menangkal dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas.

"Bila ditemukan ini spionase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah Tiongkok," pungkas Sukamta.(Antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler