jpnn.com, JAKARTA - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman menyebut kurangnya deteksi pada kasus Omicron menyebabkan tsunami long covid.
Menurut dia, 20 hingga 30 persen orang yang terinfeksi Omicron dan tidak terdeteksi mengalami long covid.
BACA JUGA: Omicron Lebih Berbahaya Ketimbang Delta Meski Gejalanya Ringan
Artinya, pasien memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.
Tidak hanya itu, pasien Omicron yang tidak terdeteksi juga berpotensi mengalami kerusakan organ vital.
BACA JUGA: Wagub Riza Patria: Kami Siap Berperang Melawan Omicron
"Potensi penderita jantung meningkat, diabetes meningkat, penyakit paru kronis meningkat atau gangguan di ginjal, dan sebagainya," kata Dicky, Senin (17/1).
Hal ini akan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat dan membebani sistem kesehatan yang disiapkan pemerintah.
BACA JUGA: Luhut Umumkan Prediksi Puncak Omicron, Opsi Terakhir Ini Siap Dijalankan
Untuk itu, Dicky menekankan untuk memperkuat upaya deteksi kasus konfirmasi Covid-19, terutama varian Omicron.
Sebab, performa sistem kesehatan dalam menangani Omicron yang baik tidak bisa ditentukan dari angka, tetapi memastikan setiap kasus bisa terdeteksi.
"Kita temukan kasus itu sehingga menyelesaikan pandemi ini dengan tidak melahirkan masalah baru di kemudian hari," tandas Dicky Budiman. (mcr9/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Adil
Reporter : Dea Hardianingsih