Bahayaaa... Pergerakan Kepala Api Sudah Mendekat ke Laut

Selasa, 20 Oktober 2015 – 13:11 WIB
Kebakaran Hutan/ dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA- Pergerakan api di lahan gambut yang terbakar di Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan sejak 17 Oktober 2015 masuk kategori ekstrim dengan kecepatan mencapai satu kilometer per hari. Menurut Koordinator wilayah penggunaan pesawat bantuan asing Badan Nasional Penanggulangan Bencana Budi Erwanto, kecepatan kepala api dipengaruhi cuaca karena sempat terjadi angin puting beliung di kawasan tersebut.

     
"Ini sudah hari kelima, dan api belum padam juga. Saat ini pusatnya ada di Distrik Bagan Tengah. Untuk dua hari terakhir, malah pergerakannya ekstrim sekali karena sudah ada pusaran api yang cukup besar dan bentangan yang sangat luas," kata Budi dalam keterangan persnya, Selasa (20/10).
     
Lanjutnya, dua unit pesawat bantuan Malaysia, satu unit dari Singapura, dan satu unit milik TNI difokuskan memadamkan api di Air Sugihan, tepatnya di distrik Bagan Tengah.
     
Dalam satu kali terbang, setiap unit pesawat milik Malaysia mampu menjatuhkan air sebanyak 1.600 liter dari udara. Setiap hari, pesawat ini diproyeksikan terbang sebanyak empat-lima kali.
     
Ia mengatakan, kencangnya angin menjadi salah satu penyebab utama kebakaran hutan dan lahan demikian cepat meluas di kawasan tersebut.
     
"Bahkan, pergerakannya kepala api saat ini sudah mendekat laut, sudah ke arah sungsang," kata dia.
     
Untuk memantau pergerakan kepala api ini, Posko Satgas Air Sugihan diperkuat 22 personel yang terdiri dari unsur BNPB, TNI dan perusahaan.
     
"Digunakan pesawat tanpa awak (drone), satu unit helikopter milik perusahaan untuk memantau kepala api yang biasa dilakukan setiap sore. Hasil pemantauan langsung disampaikan ke BNPB di Palembang, untuk menentukan titik koordinat pesawat 'water bombing' menjatuhkan air," bebernya.
     
Kebakaran hutan dan lahan di Air Sugihan, OKI hingga kini belum bisa dipadamkan secara total karena kepala api masih bergerak leluasa menjangkau areal kering lahan gambut.
     
Setidaknya, 6.000 hektare lahan milik PT BAP di Air Sugihan telah terbakar, sementara areal di luar konsesi perusahaan tersebut seperti hutan konservasi, dan hutan lindung sudah lebih dahulu terbakar. (esy/jpnn)

BACA JUGA: Direktur Penyidikan Kejagung: Tidak Ada Urusan dengan Rio

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Rio Capella Tuding KPK Punya Agenda Terselubung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler