Bajak Laut Somalia Kembali Sandera WNI

Jumat, 21 Januari 2011 – 08:31 WIB

JAKARTA - Bajak laut Somalia kembali menyandera dua Warga Negara Indonesia (WNI yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) di kapal kargo Samho JewelryKapal berbendera Korea Selatan itu dibajak perompak Somalia Sabtu pekan lalu dan hingga kini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) belum bisa membebaskan dua WNI tersebut dari tangan pembajak.

"Kami sudah melakukan komunikasi intens dengan kantor perwakilan kami dan dipastikan bahwa ada dua WNI di dalam kapal itu," ujar Juru Bicara Kemenlu Michael Tene di Jakarta kemarin (20/1).

"Tene mengatakan, kapal itu dibajak di perairan Laut Arab

BACA JUGA: Warga Tiongkok Mulai Mudik Imlek

Namun, karena kapal itu berbendera Korsel maka komunikasi dan upaya pembebasan dilakukan oleh Kedutaan Besar RI di Seoul
Upaya penebusan dan pembebasan kru kapal adalah tanggungjawab pemilik kapal dan tentunya pemerintah Korsel

BACA JUGA: Warga Tunisia Kembali Protes

"Saat ini masih pada tahap negoisasi tebusan," ujar Tene.

"Kapal kargo milik perusahaan asal Korsel itu dioperasikan oleh 21 ABK dan dua diantaranya adalah WNI
Kapal itu bermuatan bahan kimia seberat 11.500 ton

BACA JUGA: Baby Doc Dijerat Korupsi

Kapal bertolak dari pelabuhan di Uni Emirat Arab untuk menuju Sri LankaKru kapal terdiri dari delapan warga negara Korea, 11 warga negara Myanmar, dan dua WNI

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Tatang Boedi Utama Razak mengatakan bahwa dua WNI bernama Sonny Wijaya dan Ufuk Megantoro itu ada dalam kondisi baik walaupun masih dalam sanderaTatang mengatakan, bajak laut Somali telah menyandera sedikitnya 700 orang dengan 16 orang di antaranya adalah para ABK asal Indonesia"Keseluruhan ada 16 WNI yang turut jadi sandera di Somalia," ujar Tatang.

Tatang mengatakan, khusus untuk perusahaan perkapalan Samho asal Korsel itu telah dua kali menjadi korban bajak laut SomaliaDua bulan lalu mereka membayar USD 9 juta kepada para bajak laut untuk membebaskan kapal tanker minyak Samho Dream seberat 300 ribu ton dan 24 kru kapal setelah disandera selama 217 hari"Sejak dua dekade terakhir memang Somalia masih terjebak perang saudara dan konflik akibatnya pengawasan laut oleh pemerintah kurang maksimal," jelas dia(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misi Gaet Pemuda, AS Gunakan Jejaring Sosial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler