jpnn.com - LONDON - Kata "menakutkan" mungkin sulit diasosiasikan dengan bintang musik pop dunia Britney Spears maupun lagu-lagunya. Namun, kenyataanya penyanyi yang kerap berdandan seksi itu dapat menjadi senjata efektif untuk melawan bajak laut.
Hal ini telah dibuktikan oleh para kapten kapal yang beroperasi di perairan benua Afrika. Mereka memutar lagu-lagu hits Britney seperti "Baby One More Time" dan "Oops! I Did It" Again dengan volume maksimal untuk menjauhkan bajak laut Somalia dari kapal mereka.
BACA JUGA: Gaji Masinis Rp2,4 Miliar per Tahun
Jurus ini ampuh karena para bajak laut Somalia diketahui sangat anti terhadap budaya Barat. Dan Britney Spears adalah salah satu ikon budaya Barat yang paling mereka benci.
"Mereka tidak tahan budaya atau musik Barat, karena itu lagu-lagu Britney menjadi senjata yang sempurna," ujar Owen, seorang perwira kapal tanker yang kerap beroperasi di pantai timur Afrika seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (30/10).
BACA JUGA: Deteksi Emas dengan Kotoran Kangguru
Selama ini bajak laut Somalia memang menjadi momok menakutkan di wilayah perairan Afrika. Mereka kerap menyandera kapal-kapal di wilayah itu dan meminta tebusan ratusan miliar rupiah pada perusaahan pemiliknya.
Pada tahun 2011 saja tercatat ada 176 insiden penyerangan oleh bajak laut. Ancaman mereka luar biasa besar, sampai-sampai angkatan laut Inggris menurunkan 14 kapal perangnya untuk berpatroli di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Wartawan Penghina Nabi di Twitter Dibebaskan
Namun, lanjut Owen, penggunaan lagu Britney tampaknya lebih efektif dibanding kekuatan militer.
"Begitu para bajak laut mendengar Britney mereka langsung menjauh secepat mungkin. Bahkan petugas keamanan kami tidak perlu membuang satu peluru pun," tutur pria 34 tahun asal Gartmore, Inggris itu.
Hal ini diamini oleh anggota Asosiasi Jasa Kemanan Untuk Industri Maritim, Steven Jones. Menurutnya, para bajak laut akan melakukan apa saja untuk menghindari musik barat.
"Saya membayangkan memakai lagu-lagu Justin Bieber untuk mereka mungkin akan melanggar Konvensi Jenewa," ujarnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Melunak soal Penyadapan
Redaktur : Tim Redaksi