Baju Layak Pakai Dibiarkan Diguyur Hujan, Korban Banjir Butuh Tenda & Alas Tidur

Selasa, 07 Januari 2020 – 19:03 WIB
Tumpukan baju layak pakai yang merupakan bantuan dari relawan untuk warga terdampak bencana dibiarkan berserakan di tanah dan basah. Foto: Imam/RadarBogor

jpnn.com, BOGOR - Bantuan untuk warga korban banjir dan tanah longsor di Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, Bogor, terus mengalir. Sayangnya, bantuan yang diberikan kurang dibutuhkan bagi para korban banjir.

Hal ini menyebabkan sejumlah bantuan yang diterima para pengungsi, khususnya baju layak pakai, dibiarkan berserakan di Lapangan Siranggap, tempat mereka mengungsi, tanpa alas dan juga tenda yang menutupinya.

BACA JUGA: Bantuan untuk Korban Banjir Lebak Dikirim Lewat Udara

Curah hujan yang masih tinggi mengguyur, membuat baju tersebut basah dan sangat kotor terkena tanah yang menjadi lumpur. Sehingga baju-baju dari para relawan menjadi sia-sia.

Kondisi itu terlihat jelas di posko pengungsian di Desa Nanggung, Senin (6/1). Ratusan pakaian bertumpuk di atas lapangan. Hampir semuanya basah karena diguyur hujan. Tak satu pun yang hendak diselamatkan para pengungsi. Bahkan, mereka menjadikan beberapa pakaian jadi alas duduk.

BACA JUGA: Tiga Korban Banjir di Sukajaya Bogor Belum Ditemukan

Salah seorang warga Kampung Banar, Sambas (50) mengatakan, banyak pakaian yang sengaja dibiarkan menumpuk di atas rumput. Pasalnya, bantuan dari para relawan terus saja berdatangan. Sementara bantuan logistik itu tak diiringi bantuan berupa tenda atau alas tidur lainnya.

“Tidak ada bantuan tenda. Makanya dibiarkan di luar. Enggak tahu nanti apakah masih bisa dipakai atau tidak. Kami pilih-pilih baju yang ada di dalam saja,” ucap Sambas saat ditemui Radar Bogor, kemarin (6/1).

Ia juga mengaku, hanya satu tenda paling besar, milik BNPB yang dipakai untuk menampung logistik utama. Sementara untuk tempat beristirahat pengungsi, hanya ada dua tenda kecil. Kondisinya juga semakin menyempit karena disesaki pakaian.

“Kami juga sangat butuh selimut. Kalau malam, ya, tidur saja di sini. Mau di mana lagi. Sebagian memang tidur di rumah keluarga (Desa Nanggung, red). Tapi, lebih banyak di pengungsian, karena tidak tahu mau kemana lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua RT 02 Kampung Banar Sukardi mengakui, ada sekira 1.200 jiwa warga Kampung Banar yang berteduh di area pengungsian tersebut. Hampir semua warganya tinggal di tenda darurat dan tidur hanya beralaskan tumpukan pakaian.

“Kami juga butuh listrik, sekaligus penerangan. Susah air juga. Kalau pakaian-pakaian itu, nanti kami lihat mudah-mudahan masih bisa dipakai karena kondisi sudah basah,” katanya. (nal/mam/c)

 


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler