Balai Anak Toddopuli Bergerak Menangani Balita Penderita Hidrosefalus

Senin, 01 Maret 2021 – 10:42 WIB
Tim Respons Kasus Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Toddopuli di Makassar, Sulawesi Selatan, bergerak cepat merespons berita di media sosial mengenai balita penderita hidrosefalus di Kabupaten Jeneponto. Foto: Kemensos.

jpnn.com, JENEPONTO - Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Toddopuli di Makassar, Sulawesi Selatan, menurunkan Tim Respons Kasus guna merespons berita di media sosial mengenai balita penderita hidrosefalus di Kabupaten Jeneponto.

Tim Respons Kasus yang terdiri dari pekerja sosial dan perawat didampingi Sakti Peksos dan kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Jeneponto melakukan asesmen awal terhadap balita tersebut.

BACA JUGA: Kemensos Berikan Bantuan Kepada Anak Penyandang Disabilitas

Dari hasil asesmen diketahui balita penderita hidrosefalus bernama Fina Anggraini (2), tinggal bersama kedua orang tuanya di Kampung Rannayya, Kelurahan Tolo Barat, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto.

Rahman, orang tua Fina menuturkan bahwa anaknya lahir normal, tetapi setelah umur 6 bulan muncul benjolan di kepala yang makin hari kian membesar.

BACA JUGA: Mensos Risma: Kami Turut Berbelasungkawa

Sekitar umur 8 bulan, Fina akhirnya dibawa ke dokter dan dianjurkan untuk dioperasi di RSWS Wahidin. Dalam waktu sebulan dilakukan operasi 3 kali.

Dalam tindakan operasi dipasanglah selang di bagian kepala hingga perut dengan tujuan mengeluarkan cairan yang ada di kepala.

BACA JUGA: Bu Risma Lelang Rolls-Royce dan Mercedes-Benz demi Bantu Korban Bencana

Beberapa bulan kemudian dilakukan lagi operasi keempat untuk menyeimbangkan besar kepala antara sisi bagian kanan dan kiri.

Selama anak mengidap hidrosefalus, kelainan penyakit bawaan yang sering muncul hanyalah demam dan batuk.

Tidak ada penyakit bawaan lainnya yang lebih serius.

Kondisi tubuh lainnya mengalami perkembangan yang abnormal, tidak seperti dengan anak yang seusianya tetapi belum mengalami perubahan.

Tubuh kecil, pergerakan terbatas hanya bisa menggoyangkan kaki, tersenyum dan mampu merespons ketika dipanggil namanya.

Biaya pengobatan dan operasi ditanggung pemerintah melalui program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Rahman masih berharap bantuan dari pemerintah dan masyarakat mengingat anaknya masih membutuhkan perawatan, pemenuhan gizi, dan kebutuhan sehari-hari.

Sunniati, Pekerja Sosial dari Balai Anak Toddopuli di Makassar memberikan motivasi dan penguatan sebagai bentuk layanan Atensi kepada orang tua. “Kami melakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan anak,” katanya. (*/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler