Bali International Flight Academy (BIFA) Luluskan 108 Pilot

Kamis, 25 November 2021 – 16:26 WIB
BIFA meluluskan 108 pilot dengan Lisensi Commercial Pilot with Multi Engine license dari delapan batch sekolah pendidikan mereka. Foto: Dok. BIFA

jpnn.com, JAKARTA - Di saat industri aviasi mengalami penurunan di tahun kedua masa pandemi, Sekolah Terbang Nasional Indonesia dengan nama Bali International Flight Academy (BIFA) tetap semangat dalam memproduksi jumlah pilot nasional.

Tahun ini BIFA telah mengumumkan kelulusan 108 pilot dengan Lisensi Commercial Pilot with Multi Engine license dari delapan batch sekolah pendidikan mereka.

BACA JUGA: Penerbangan Perintis Jadi Solusi Masalah Pengangguran Pilot?

Berlokasi di Menara 165 Jakarta, acara kelulusan ini tentunya membawa angin segar untuk industri aviasi Indonesia.

BIFA yang berdiri sejak 2009 telah meluluskan lebih dari 1.000 pilot dan menjadi sekolah pilot swasta terbesar di Indonesia.

BACA JUGA: Bentrokan Ormas, Satu Orang Tewas Dibacok

“Industri penerbangan terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi yang juga sangat rentan akan faktor lingkungan seperti peperangan, terorisme, bencana alam, hingga pandemi. Pandemi Covid-19 memang sangat memukul industri penerbangan global dan nasional, namun keterkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional maupun global secara otomatis akan membangkitkan dan memulihkan industri aviasi nasional,” kata CEO BIFA I Gusti Wiradharma B Oka lewat keterangannya, Kamis.

BIFA yang memiliki homebase di Bandara Letkol Wisnu, Buleleng, Bali, dan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, serta outbase di Bandara Adi Sumarmo, Solo, juga tidak luput menghadapi tantangan dalam menjalani operasional mereka selama pandemi.

BACA JUGA: Ayon Melihat Wanita Muda di Semak-Semak, Astagfirullah

Meskipun sempat vakum selama tiga bulan di awal pandemi dengan kondisi para kadet kembali ke rumah masing-masing, pada akhirnya BIFA berhasil menjalankan operasional dengan menerapkan protokol ketat dan menjaga kualitas pelatihan standar tinggi yang selama ini dimiliki sehingga kadet dapat menuntaskan pendidikan mereka dengan baik dan siap untuk meniti karir sebagai pilot.

“Sebagai negara kepulauan dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, menjadikan prospek industri penerbangan nasional sangat baik, sehingga potensi tingginya market demand nasional akan penerbang memberikan kesempatan bagi sekolah penerbang nasional seperti BIFA untuk membangun sekolah yang secara kuat secara bisnis dan berkualitas. Prospek alumnus BIFA sebagai penerbang dengan standar internasional diharapkan mampu berperan positif dalam membangun kekuatan dirgantara nasional yang kami percaya akan berkembang sangat pesat dalam waktu dekat seusai pandemic sejalan dengan berbagai upaya pemerintah di bidang pengembangan infrastruktur,” lanjut Oka.

Pendidikan terintegrasi BIFA dikelola melalui serangkaian aktivitas belajar mengajar dan pelatihan berskala internasional yang memiliki tiga program kekhususan.

Diawali dengan Private Pilot License (PPL), merupakan sertifikasi pilot penerbangan pribadi sebagai tanda bahwa wisudawan program ini telah siap secara profesional sebagai pilot penerbangan pribadi.

Program PPL memiliki durasi 14-16 minggu pendidikan dan pelatihan terbang yang terintegrasi sesuai standar Directorate General of Civil Aviation (DCGA) yaitu standar yang diaplikasikan pada implementasi, pengontrolan, dan pengawasan operasional penerbangan.

Lulusan program PPL, dilanjuti dengan program Commercial Pilot License (CPL) merupakan program pendidikan yang akan memberikan sertifikat layak terbang untuk pesawat komersial kepada lulusannya.

Calon siswa yang mengikuti program ini harus mengikuti serangkaian tes penempatan sesuai standar International Civil Aviation Organization atau ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) sebagai upaya pembentukan profesional aviasi yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpangan.

Program pendidikan dan pelatihan yang dilengkapi dengan simulasi berstandar internasional ini.

"Lulusan program CPL adalah Pilot handal yang siap menjawab kebutuhan industri aviasi internasional. Program pendidikan lainnya adalah program Instrument Rating yang menjawab kebutuhan sertifikasi pilot profesional baik Private Pilot License maupun Commercial Pilot License with Multi Engine Rating," katanya.

Sejak 2015 BIFA juga telah membuka program pendidikan Multi Engine Rating dan License Conversion/Endorsement dengan menggunakan fasilitas 3 buah pesawat Piper Seminole dan simulator yang memadai dan tenaga Instruktur terlatih. Dengan segala fasilitas dan infrastruktur penunjang, saat ini BIFA dapat menerima sekitar 80 siswa per tahun.

Presiden Komisaris BIFA Tience Sumartini yang juga dikenal sebagai salah satu pilot senior dan salah satu penerbang glider Indonesia mengatakan bahwa luas negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke sama dengan luas negara Amerika serikat, tetapi bedanya sebagian besar negara Amerika terdiri dari daratan sedangkan Indonesia sebagian besar adalah lautan, sehingga untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya tentu kita memerlukan transportasi udara dan laut.

"Oleh karena itu, usaha penerbangan tidak akan punah, melainkan akan terus berkembang sepanjang masa dan akan tetap memerlukan pilot-pilot yang andal,” kata dia.

Dia menjelaskan untuk yang ingin berkarier sebagai pilot tidak ragu mendaftar dalam program pendidikan yang dimiliki BIFA, dengan standar yang lebih tinggi dan selalu update dengan materi yang dibutuhkan oleh industri penerbangan global, lulusan BIFA selama ini terbukti mampu berkarir sukses baik di penerbangan komersial maupun umum.

Penerbangan umum sendiri mencakup semua aktivitas di luar penerbangan militer, maskapai terjadwal dan kargo regular seperti penerbangan pribadi, pelatihan penerbangan, ambulans udara, pesawat polisi, pemadaman kebakaran udara, penerbangan terpencil.

“Masa depan berkarier sebagai pilot masih sangat cerah, ini yang ingin kami garis bawahi, masyarakat umum selama ini mungkin hanya familiar dengan industri penerbangan komersial, padahal di luar itu kita juga mengenal adanya penerbangan umum (general aviation) yang juga memiliki banyak lapangan pekerjaan. Apalagi saat ini sudah banyak private company yang memiliki beberapa tipe pesawat, dan bagi mereka yang memiliki hobi dirgantara, mempunyai kesempatan untuk memiliki lisensi PPL (Private Pilot License) sehingga bisa terbang menikmati keindahan pulau-pulau di Indonesia,” kata Tience. (rhs/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler