Balita Dihajar Kekasih Ibunya Hingga Tewas

Senin, 09 Maret 2015 – 03:45 WIB
Foto: ilustrasi. Dok.Jawa Pos/JPNN

jpnn.com - DHARMASRAYA - Muhamad Faqih, bocah yang masih balita, tewas dihajar Indra, 26, warga Gunungmedan, Kabupaten Dharmasraya, Sumbar. Bocah naas itu dipukuli saat kondisi badannya lagi demam.

Indra diduga merupakan pasangan kumpul kebo perempuan berinisial Ist, 21, ibunya Faqih.  Ist pula yang melaporkan kesadisan "pacarnya" pada 7 Maret 2015 itu ke Polsek Sitiung, Dharmasraya. Indra pun langsung dibekuk dan meringkuk di sel tahanan.

BACA JUGA: Asyik Telopon di Pinggir Rel, Nasib Saiful Jadi Nahas

Kapolres Dharmasraya AKBP Bondan Witjaksono mengatakan, dari penuturan pelapor kepada penyidik, Indra sudah memukuli korban sejak beberapa hari sebelum meninggal. Puncaknya, pada Sabtu (7/3) sekitar pukul 8.00, korban yang dalam kondisi demam dipukul lagi oleh tersangka di kepala bagian belakang.

Saat itu korban yang sedang sakit ditidurkan ibunya di dipan setelah dimandikan dan diberi makan.

BACA JUGA: Polda Kepri Bentuk Satgas Korupsi untuk Awasi Sumber Harta Anggota

Sekitar pukul 08.00 tersangka pulang dan melihat korban tidur telungkup. Tiba-tiba saja tersangka memukul kepala bagian belakang balita itu dengan tangan kosong. Pukulan tersebut membuat korban terjatuh dari tempat tidur.

Beberapa saat kemudian suhu panas korban semakin tinggi, dan sekitar pukul 12.00, ibu korban membawanya ke Puskesmas Blok B Sitiung untuk mendapatkan perawatan. "Namun malang, sekitar dua jam dalam rawatan tenaga medis atau sekitar pukul 14.00 korban meninggal dunia,"  jelas Bondan.

BACA JUGA: Bangun Gapura Desa, Pekerja Kesetrum

Kata Bondan, kondisi korban sangat memiriskan, sekujur tubuh, kecuali tangan dan kaki, lebam-lebam atau memar. Pelaku diduga memukuli sekujur tubuh korban dengan tangan kosong dalam beberapa hari terakhir dan secara berulang-ulang di beberapa tempat yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Dugaan polisi, pelaku cemburu dengan korban. Pasalnya, perhatian ibunya lebih tercurah pada anaknya dibanding kepada pelaku. Merasa dinomorduakan dalam hal kasih sayang, terlapor atau tersangka lalu menganiaya korban hingga meninggal dunia.

Menurut Bondan, dari pengakuan Ist, selama ini dirinya dan pelaku adalah pasangan kumpul kebo. Dia tidak berani berterus terang kepada warga lantaran sering diancam dan dipukuli tersangka. Bahkan, dirinya dan sang anak diancam akan dibunuh oleh terlapor jika membuka rahasia tersebut.

Sebelum tinggal di Dharmasraya, Ist tinggal bersama anak dan suaminya yang bernama Ahmadi di Jember, Jawa Timur. Selanjutnya Ahmadi pergi merantau ke Bali dan meninggalkan dirinya bersama anak di Jember.

Saat itu tersangka yang juga sudah kenal dengan Ist melarikan wanita ini ke beberapa daerah di Pulau Jawa dan terakhir di Dharmasraya. Kepada orang-orang tersangka mengaku jika terlapor adalah istri sah yang sudah dinikahinya secara resmi.

Hal itu dibuktikan surat nikah yang diperlihatkan tersangka. Ternyata tersangka mengganti foto Ahmadi dengan foto dirinya dan mengaku jika dirinya bernama Ahmadi. (ita/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuh Seorang Wanita dan Balita Dituntut 20 Tahun Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler