Di Amerika Serikat, kepemilikan senjata api bagi sebagian kalangan, khususnya di wilayah Barat dan Selatan, sudah menjadi tradisi. Sejarawan Richard Hofstander dalam artikelnya pada 1970 memopulerkan istilah gun culture yang menggambarkan sejarah kedekatan rakyat Paman Sam dengan bedil.
Senjata api bukan benda asing di kehidupan rakyat Paman Sam. Bahkan, ada produsen senjata yang khusus membuat senjata untuk anak-anak. Senjata itu bukan mainan, tetapi disertai peluru tajam di dalamnya. Namun, penggunaan senjata di kalangan anak-anak tersebut telah menjadi blunder, hingga merenggut nyawa mereka sendiri.
Salah seorang di antara mereka adalah, Kristian Sparks, 5, di Cumberland County, Kentucky, yang mendapat kado dari ayahnya berupa senjata laras panjang kaliber 22 milimeter. Pada 2 Mei lalu, secara tidak sengaja, senjata itu terpicu dan menembus dada adiknya yang masih berumur dua tahun, Caroline Sparks. Menurut polisi, ketika senjata tersebut terakhir digunakan, ada satu peluru yang tertinggal di dalam.
Pejabat pemerintah dan penduduk di pedalaman Kentucky menyatakan, belajar menembak di usia belia bagi warga setempat merupakan hal wajar. ’’Ini sudah menjadi gaya hidup. Berburu, menembak, dan memancing tidak hanya ada di pedalaman Kentucky, tapi di seluruh pedalaman Amerika,’’ jelas Hakim di Cumberland County John Phelps. ’’Bahkan, mungkin tidak ada seorang pun keluarga yang tidak memiliki senjata,’’ lanjutnya.
Kasus Kristian bukan satu-satunya tragedi di bulan Mei. Senin (13/5) seorang bocah empat tahun tanpa sengaja menembak tangannya setelah mengambil senjata yang disimpan ayahnya di Indianapolis. Untungnya, bocah itu sempat dilarikan ke rumah sakit dan lukanya tidak mengancam nyawa.
Pada hari yang sama, seorang bocah tiga tahun di Florida secara tidak sengaja menembak dirinya sendiri dan akhirnya tewas pada malam. Diketahui, bocah tersebut menemukan pistol di dalam sebuah tas punggung milik pamannya yang tertidur di apartemen orang tuanya. Pria itu akhirnya didakwa dengan pasal kelalaian.
Sebelumnya, Selasa (7/5) seorang bocah pria tujuh tahun juga tidak sengaja tertembak di punggung bagian bawah oleh adiknya yang masih lima tahun saat keduanya sedang mandi. Menurut polisi, luka tembak itu tidak mengancam jiwa korban dan tidak ada tuntutan yang dilayangkan kepada orang tua mereka karena lalai.
Esoknya, media melaporkan, seorang balita dua tahun asal Texas tewas setelah secara tidak sengaja menembak kepalanya sendiri. Bocah tersebut menemukan sebuah pistol di kamar saat ayahnya berada di kamar mandi.
Terakhir, seorang bocah lima tahun dilaporkan tertembak. Kondisinya kritis setelah temannya yang masih delapan tahun menembak kepalanya pada malam jelang perayaan Hari Ibu. Dua orang dewasa dan seorang remaja yang berada di rumah yang sama pun menjadi korban.
Seluruh kejadian itu menunjukkan bahwa seharusnya senjata dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Namun, 40 persen keluarga dengan anak-anak di bawah 18 tahun di dalamnya tidak mengunci senjatanya. Selain itu, hampir setengah negara bagian AS tidak mempunyai peraturan yang menghukum individu yang tidak menjaga dengan baik akses senjata bagi anak-anak mereka. (cak/c14/tia)
Senjata api bukan benda asing di kehidupan rakyat Paman Sam. Bahkan, ada produsen senjata yang khusus membuat senjata untuk anak-anak. Senjata itu bukan mainan, tetapi disertai peluru tajam di dalamnya. Namun, penggunaan senjata di kalangan anak-anak tersebut telah menjadi blunder, hingga merenggut nyawa mereka sendiri.
Salah seorang di antara mereka adalah, Kristian Sparks, 5, di Cumberland County, Kentucky, yang mendapat kado dari ayahnya berupa senjata laras panjang kaliber 22 milimeter. Pada 2 Mei lalu, secara tidak sengaja, senjata itu terpicu dan menembus dada adiknya yang masih berumur dua tahun, Caroline Sparks. Menurut polisi, ketika senjata tersebut terakhir digunakan, ada satu peluru yang tertinggal di dalam.
Pejabat pemerintah dan penduduk di pedalaman Kentucky menyatakan, belajar menembak di usia belia bagi warga setempat merupakan hal wajar. ’’Ini sudah menjadi gaya hidup. Berburu, menembak, dan memancing tidak hanya ada di pedalaman Kentucky, tapi di seluruh pedalaman Amerika,’’ jelas Hakim di Cumberland County John Phelps. ’’Bahkan, mungkin tidak ada seorang pun keluarga yang tidak memiliki senjata,’’ lanjutnya.
Kasus Kristian bukan satu-satunya tragedi di bulan Mei. Senin (13/5) seorang bocah empat tahun tanpa sengaja menembak tangannya setelah mengambil senjata yang disimpan ayahnya di Indianapolis. Untungnya, bocah itu sempat dilarikan ke rumah sakit dan lukanya tidak mengancam nyawa.
Pada hari yang sama, seorang bocah tiga tahun di Florida secara tidak sengaja menembak dirinya sendiri dan akhirnya tewas pada malam. Diketahui, bocah tersebut menemukan pistol di dalam sebuah tas punggung milik pamannya yang tertidur di apartemen orang tuanya. Pria itu akhirnya didakwa dengan pasal kelalaian.
Sebelumnya, Selasa (7/5) seorang bocah pria tujuh tahun juga tidak sengaja tertembak di punggung bagian bawah oleh adiknya yang masih lima tahun saat keduanya sedang mandi. Menurut polisi, luka tembak itu tidak mengancam jiwa korban dan tidak ada tuntutan yang dilayangkan kepada orang tua mereka karena lalai.
Esoknya, media melaporkan, seorang balita dua tahun asal Texas tewas setelah secara tidak sengaja menembak kepalanya sendiri. Bocah tersebut menemukan sebuah pistol di kamar saat ayahnya berada di kamar mandi.
Terakhir, seorang bocah lima tahun dilaporkan tertembak. Kondisinya kritis setelah temannya yang masih delapan tahun menembak kepalanya pada malam jelang perayaan Hari Ibu. Dua orang dewasa dan seorang remaja yang berada di rumah yang sama pun menjadi korban.
Seluruh kejadian itu menunjukkan bahwa seharusnya senjata dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Namun, 40 persen keluarga dengan anak-anak di bawah 18 tahun di dalamnya tidak mengunci senjatanya. Selain itu, hampir setengah negara bagian AS tidak mempunyai peraturan yang menghukum individu yang tidak menjaga dengan baik akses senjata bagi anak-anak mereka. (cak/c14/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rusia Kirim Rudal ke Syria
Redaktur : Tim Redaksi